Larangan pertunjukan topeng monyet di jalanan akan menyelamatkan sekitar 350 kera yang sudah tidak bisa lagi hidup bersama primata lain di kebun binatang.
Femke den Haas dari Jakarta Animal Aid Network menyambut baik keputusan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang memerintahkan atraksi topeng monyet tidak lagi dipertunjukkan di jalan-jalan ibukota selambat-lambatnya tahun depan.
Den Haas mengatakan, sedikitnya 22 ekor kera telah diselamatkan sejak penggerebekan yang dicanangkan Gubernur Jokowi dimulai pekan lalu.
Ia memperkirakan ada sekitar 350 ekor kera yang dipekerjakan dalam pertunjukkan topeng monyet di Jakarta, yang ironisnya, ujar den Haas, tidak bisa lagi hidup bersama primata lain di kebun binatang atau membela diri di hutan liar.
Ibukota Jakarta akan menyudahi praktik topeng monyet karena Jokowi ingin memulihkan ketertiban umum, menghentikan penganiayaan hewan dan mencegah penularan penyakit yang mungkin dibawa oleh kera-kera tersebut.
Aparat keamanan akan melakukan penggerebekan untuk menyelamatkan kera-kera yang digunakan dalam atraksi tersebut di jalan-jalan ibukota.
Pemerintah kota DKI Jakarta akan membeli seluruh kera – bintang topeng monyet itu dengan nilai sekitar Rp 1 juta per kera dan menempatkan mereka di Kebun Binatang Ragunan. Para pelatih dan pemain alat musik dalam pertunjukkan topeng monyet itu akan diikutsertakan dalam latihan kerja untuk menemukan pekerjaan baru.
Kelompok-kelompok pencinta hewan telah sejak lama mengkampanyekan larangan atraksi topeng monyet yang kerap melibatkan kera-kera yang dipaksa mengenakan kepala boneka bayi yang terbuat dari plastik di kepalanya.
Kera-kera tersebut juga dirantai dalam jangka waktu lama agar bisa dilatih berjalan dengan kaki lurus seperti manusia. Gigi satwa-satwa itu juga dicabut sehingga mereka tidak bisa menggigit dan mereka kerap dianiaya agar disiplin. Kera-kera “topeng monyet” ini kerap dikenakan pakaian tertentu, topi koboi dan dipaksa mengendarai sepeda kecil.
Walikota Bandung Ridwan Kamil juga telah mengumumkan akan mengikuti langkah Jokowi untuk melarang pertunjukkan topeng monyet di daerahnya. (AP)
Den Haas mengatakan, sedikitnya 22 ekor kera telah diselamatkan sejak penggerebekan yang dicanangkan Gubernur Jokowi dimulai pekan lalu.
Ia memperkirakan ada sekitar 350 ekor kera yang dipekerjakan dalam pertunjukkan topeng monyet di Jakarta, yang ironisnya, ujar den Haas, tidak bisa lagi hidup bersama primata lain di kebun binatang atau membela diri di hutan liar.
Ibukota Jakarta akan menyudahi praktik topeng monyet karena Jokowi ingin memulihkan ketertiban umum, menghentikan penganiayaan hewan dan mencegah penularan penyakit yang mungkin dibawa oleh kera-kera tersebut.
Aparat keamanan akan melakukan penggerebekan untuk menyelamatkan kera-kera yang digunakan dalam atraksi tersebut di jalan-jalan ibukota.
Pemerintah kota DKI Jakarta akan membeli seluruh kera – bintang topeng monyet itu dengan nilai sekitar Rp 1 juta per kera dan menempatkan mereka di Kebun Binatang Ragunan. Para pelatih dan pemain alat musik dalam pertunjukkan topeng monyet itu akan diikutsertakan dalam latihan kerja untuk menemukan pekerjaan baru.
Kelompok-kelompok pencinta hewan telah sejak lama mengkampanyekan larangan atraksi topeng monyet yang kerap melibatkan kera-kera yang dipaksa mengenakan kepala boneka bayi yang terbuat dari plastik di kepalanya.
Kera-kera tersebut juga dirantai dalam jangka waktu lama agar bisa dilatih berjalan dengan kaki lurus seperti manusia. Gigi satwa-satwa itu juga dicabut sehingga mereka tidak bisa menggigit dan mereka kerap dianiaya agar disiplin. Kera-kera “topeng monyet” ini kerap dikenakan pakaian tertentu, topi koboi dan dipaksa mengendarai sepeda kecil.
Walikota Bandung Ridwan Kamil juga telah mengumumkan akan mengikuti langkah Jokowi untuk melarang pertunjukkan topeng monyet di daerahnya. (AP)