Setahun setelah Taliban merebut kekuasaan Afghanistan, aktivis HAM terkemuka Afghanistan Sima Samar masih menyayangkan apa yang terjadi pada negaranya.
Mantan menteri urusan perempuan itu mengatakan dalam wawancara pada Jumat (12/8) bahwa Agustus ini adalah peringatan yang menyedihkan bagi sebagian besar orang Afghanistan.
Kini, Samar adalah seorang akademisi di Harvard dan telah menulis rancangan pertama sebuah autobiografi. Ia mengimbau masyarakat internasional untuk terus menekan Taliban agar mengizinkan semua anak perempuan dapat mengenyam pendidikan sekolah menengah.
Ia juga menekankan pentingnya pendidikan bagi anak laki-laki, karena tanpa pendidikan atau keterampilan, mereka berisiko terjerumus ke dalam produksi opium, penyelundupan senjata atau terlibat dalam kekerasan.
Ia juga mendesak masyarakat internasional untuk terus melanjutkan program kemanusiaan yang penting untuk menyelamatkan nyawa. Tapi, katanya, program itu harus fokus pada makanan atau uang tunai sebagai imbalan pekerjaan, guna mengakhiri ketergantungan masyarakat dan memberi mereka "kepercayaan diri dan martabat." [vm/pp]