“Indonesia berdasarkan Pancasila itu mengapa disetujui ulama? Karena dasarnya tauhid, Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini pun pengertian saya terakhir. Dulunya saya anggap Pancasila itu syirik. Saya begitu dulu. Tetapi setelah saya pelajari selanjutnya, ndak mungkin ulama menyetujui dasar negara syirik. Ndak mungkin itu.”
Inilah petikan pernyataan Abu Bakar Ba'asyir yang ada dalam video berdurasi 40 detik yang viral awal minggu ini di Twitter dan beragam platform media sosial lain. Dalam video itu tampak Ba'asyir, ulama berpengaruh dan tokoh di balik organisasi teror Jemaah Islamiyah yang pernah berniat mendirikan negara Islam, mengenakan peci hitam dan menjelaskan dengan sederhana mengapa para ulama mendukung Pancasila. Ba'asyir jelas mengisyaratkan ia mendukung hal yang sama, sesuatu yang dulu ditentangnya. Warganet merespons positif.
Selama tiga hari terakhir ini tim VOA berupaya menelusuri petikan video itu dan berhasil mendapatkan rekaman yang berdurasi lebih panjang. Dalam video berdurasi dua menit, jelas menunjukkan bahwa yang dikritik Ba'asyir selama ini adalah wacana mengubah Pancasila menjadi trisila atau ekasila, yang sempat mengemuka dalam pasal 7 draf RUU Haluan Ideologi Pancasila dua tahun lalu.
"Kalau Pancasila diamalkan secara jujur, Ketuhanan Yang Maha Esa itu sudah menunjukkan ada ajaran Islam. Selama ini ada yang menyalahi Pancasila, ada usaha mau dirubah Trisila maupun Ekasila, menghilangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa," kata Ba'asyir.
BACA JUGA: Cegah Paham Radikal, Keluarga Akan Terus Dampingi Ba'asyir Pasca Bebas
RUU HIP Tak Lagi Jadi Pembicaraan Sejak 2021
Keluarga Ba'asyir membenarkan video terkait pernyataan Ba'asyir dalam video yang viral itu. Juru bicara keluarga yang juga putra Ba'asyir, Abdul Rohim Ba'asyir, mengatakan video itu diambil dalam suatu kegiatan ayahnya 4-5 bulan lalu.
"Jadi memang benar bahwa itu video dari Ustaz ABB, tentang pernyataan beliau memandang Pancasila saat ini. Dahulu informasi yang masuk ke beliau, Pancasila dianggap bertentangan dengan Islam, dianggap syirik dan sebagainya. Beliau menjelaskan kepada masyarakat supaya tidak terjadi kesalahpahaman,” jelasnya ditemui di kompleks Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Cemani Sukoharjo, Kamis (4/8).
Lebih lanjut ia mengungkapkan ayahnya siap selalu membuka pintu diskusi atau dialog dengan siapapun, untuk membahas topik apapun termasuk tentang Pancasila.
Ba'asyir sempat menjadi sorotan karena menolak Pancasila maupun pemerintahan, dan bahkan menolak menandatangani kesetiaan pada Pancasila dalam pembebasan bersyarat tiga tahun lalu. Hal ini membuatnya kembali menjalani hukuman penjara. Ba'asyir baru dinyatakan bebas murni pada Januari 2021. [ys/em]