Alassane Ouattara telah dilantik sebagai Presiden baru Pantai Gading, enam bulan setelah ia memenangkan pemilu yang tidak diakui oleh presiden terdahulu.
Presiden Alassane Ouattara diambil sumpahnya lebih dari tiga pekan lalu. Pelantikan hari Sabtu (21/5) di ibukota Yamoussoukro lebih merupakan rapat umum para pendukung tokoh yang mengalahkan bekas Presiden Laurent Gbagbo dalam krisis politik setelah pemilu bulan November.
Setelah Laurent Gbagbo dikenai tahanan rumah, pelantikan Outtara merupakan kesempatan bagi pemerintah negara-negara asing menunjukkan dukungan mereka kepada pemimpin baru tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy hadir dalam upacara itu, seperti juga para pemimpin Burkina Faso, Senegal, Liberia, Ghana, Guinea, Mali, Togo dan Nigeria. Presiden Outtara mengatakan rakyat Pantai Gading sekarang menghadapi dunia, diri, dan masa depan mereka sendiri.
Presiden Outtara mengucapkan, apa yang disebutnya rasa terima kasih yang tak terhingga kepada mereka yang memilih dia sebagai presiden. Katanya, pelantikan hari Sabtu itu merupakan kemenangan mereka, kemenangan kedaulatan mereka.
Presiden Outtara bergerak cepat menguasai ekonomi yang mengalami kesulitan dengan membuka bank-bank, membayar gaji pegawai negeri yang tertunda, dan memulai lagi ekspor kakao. Perancis dan Uni Eropa menyediakan lebih dari 820 juta dolar bantuan darurat.
Presiden Outtara mendapat kekuasaan tanggal 11 April ketika mantan Presiden Laurent Gbagbo ditangkap setelah helikopter-helikopter PBB dan Perancis menyerang dan membom kompleks kepresidenan di mana Gbagbo bersembunyi di ruang bawah tanah.
Presiden Outtara secara pribadi berterima kasih kepada Presiden Sarkozy atas intervensi di bawah pimpinan PBB itu. Ia mengatakan, hal itu menyebabkan banyak jiwa diselamatkan dan rakyat Pantai Gading akan selalu mengenang sumbangan Perancis itu.
Laurent Gbagbo menolak hasil pemilu yang diakui PBB bahwa Outtara menang dalam pemilu ulang mereka. Ia menggunakan militer untuk mengepung hotel Outtara dan para anggota partai sayap pemudanya menyerang para pendukung Outtara, serta para imigran Afrika Barat dari negara-negara yang mendukung Outtara sebagai Presiden.
Mahkamah Kejahatan Internasional akan menyelidiki kejahatan yang dilakukan pasukan Outtara dan Gbagbo. Presiden Outtara mengatakan, pengadilan Pantai Gading akan menuntut siapapun yang didapati bersalah melanggar HAM, baik mereka mendukung atau menentang dia.
"Sekarang saatnya untuk mengkonsolidasikan kekuasaan, memperbarui tekad, dan mempersatukan rakyat Pantai Gading untuk merayakan perdamaian, tanpa itu, pembangunan tidak akan mungkin terlaksana," demikian tegas Ouattara.
Alassane Ouattara Dilantik sebagai Presiden Baru Pantai Gading
Sekjen PBB, Ban Ki Moon dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy hadir dalam upacara itu, di samping para pemimpin Afrika Barat.