Alibaba Raup Laba, Yelp Mungkin Dijual

Logo Alibaba di Bursa Saham New York (NYSE)

Alibaba, perusahaan e-commerce raksasa China, melaporkan lonjakan pendapatan sebesar 45 persen dalam kuartal keempatnya dipicu naiknya aktivitas pembelian lewat ponsel canggih.

Banyak konsumen China kini lebih memilih ponsel daripada laptop atau PC untuk melakukan transaksi elektronik, terutama di daerah-daerah pedesaan. Dalam triwulan lalu, Alibaba mengatakan jumlah pengguna ponsel aktif naik 77 persen sementara pendapatan dari transaksi lewat ponsel naik empat kali lipat lebih dan merupakan 40 persen dari total pendapatan.

Data terbaru ini menciutkan kecemasan kalangan investor tentang melambatnya pertumbuhan ekonomi dan penerimaan pegawai baru di China.

CEO Jonathan Lu mengatakan aktivitas lewat ponsel itu sangat signifikan bagi Alibaba, terutama lewat aplikasi Taobao. "Kami yakin naiknya penggunaan aplikasi-aplikasi e-commerce kami akan terus memacu pertumbuhan di masa mendatang," katanya.

Alibaba mulai diperdagangkan di bursa saham New York bulan September lalu dengan respon luar biasa. Kalangan investor berupaya meraup keuntungan dari kelas menengah China yang berkembang pesat.

Tetapi Januari lalu, sebuah lembaga pemerintah China menuduh Alibaba kurang mendapat pengawasan serta membiarkan penjualan barang-barang palsu lewat aplikasi Taobao. Awal minggu ini, sebuah memo internal juga menyebutkan Alibaba tidak akan menambah pegawai baru untuk tahun fiskal mendatang. Hal itu mengisyaratkan pertumbuhan mereka mungkin akan melamban.

Dalam perdagangan Kamis pagi, saham Alibaba sempat naik 7,2 persen menjadi $85,78 per lembar. Nilai saham mereka telah turun 23 persen sejak awal tahun.

Sementara itu, Yelp Inc dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk dijual dalam transaksi yang mungkin bernilai lebih dari $3,5 miliar.

Kantor berita Reuters hari Kamis melaporkan Yelp, yang menjalankan situs Yelp dimana konsumen bisa menulis ulasan tentang sebuah bisnis, telah berdiskusi dengan sejumlah investor dalam beberapa minggu ini. Mengutip harian Wall Street Journal, Reuters menyebutkan negosiasi itu masih terlalu dini dan Yelp masih mungkin menolak untuk dibeli.

Yelp, yang sahamnya diperdagangkan secara publik sejak tahun 2012, saat ini memiliki nilai pasar sekitar $2,86 miliar. Pertumbuhan jumlah pengguna Yelp mulai melamban, sehingga mereka berusaha memasuki pasar-pasar luar negeri dan bidang-bidang lain seperti pemesanan tempat di restoran.

Ini bukan pertama kalinya Yelp dikabarkan akan dijual, di antaranya ke Google dan Yahoo.