Dua BUMN migas nasional China sedang melakukan pembicaraan lanjutan dengan Qatar untuk berinvestasi dalam perluasan proyek gas alam cair (LNG) North Field East yang merupakan proyek gas terbesar di dunia. Selain itu, Beijing juga membidik pembelian BBM dalam jangka Panjang. Demikian menurut infomasi yang dihimpun dari tiga orang sumber kepada Reuters.
Jika kesepakatan tersebut tercapai, maka itu akan menjadi kemitraan pertama antara kedua negara, di antara konsumen dan produsen LNG top dunia. Eksportir energi Timur Tengah tersebut bergeser untuk memperluas basis kliennya di Asia. Perusahaan energi global pernah menjadi investor utama di industri gas Qatar.
Kesepakatan pasokan dengan Qatar akan membantu China dalam menciptakan sumber penyangga untuk menghadapi volatilitas harga dan mendiversifikasi pasokan impornya di saat hubungan dengan dua produsen utama, yaitu Amerika Serikat dan Australia, berada pada titik terendah. Sementara mitranya yang lain, Rusia, juga sedang dalam kondisi perang dan dihujani sanksi dari negara-negara Barat atas tindakan agresinya tersebut. Beijing memandang gas sebagai bahan bakar jembatan yang strategis untuk menggantikan batu bara di jalurnya menuju netralitas karbon pada 2060.
Sebuah foto tahun 2012 menunjukkan sebuah kapal tanker LNG (gas alam cair). (Foto: AFP)
Qatar adalah pemasok LNG terbesar China, setelah Australia, dalam lima bulan pertama tahun 2022, menurut data Refinitiv Eikon.
CNPC dan Sinopec yang dikendalikan negara diharapkan dapat menginvestasikan 5 persen saham masing-masing dalam dua kilang terpisah yang didedikasikan untuk ekspor, bagian dari proyek perluasan North Field senilai hampir $30 miliar, tiga sumber yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan kepada Reuters.
"Partisipasi, bahkan dari saham kecil, akan memberi China akses langsung ke proyek yang sangat mengglobal dan mempelajari keahlian manajemen dan operasionalnya," kata salah satu sumber, seorang pejabat senior industri yang berbasis di Beijing.
Ekspansi North Fied mencakup enam kilang LNG yang akan meningkatkan kapasitas LNG Qatar dari 77 juta ton per tahun (mtpa) menjadi 126 mtpa pada 2027, mengkonsolidasikan statusnya sebagai produsen terbesar di dunia.
BACA JUGA: Mengapa Eropa Tolak Terapkan Sanksi Energi Rusia?
Qatar memperlakukan setiap kilang untuk ekspor sebagai satu usaha patungan dan CNPC dan Sinopec masing-masing akan berinvestasi dalam satu kilang, kata sumber tersebut.
Sinopec menolak berkomentar. Seorang perwakilan CNPC mengatakan dia tidak memiliki informasi untuk dibagikan. QatarEnergy tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Pembelian LNG
Selain itu, CNPC dan Sinopec sedang bernegosiasi dengan QatarEnergy yang dikelola negara untuk membeli hingga 4 mtpa LNG masing-masing hingga 27 tahun, kata dua sumber.
Tangki penyimpanan gas alam cair (LNG) dan pekerja tercermin dalam genangan air di terminal penerima PetroChina di Pelabuhan Rudong di Nantong, Provinsi Jiangsu, China, 4 September 2018. (Foto: Reuters)
China pada tahun 2021 mengimpor hampir 9 juta ton LNG dari Qatar, atau 11 persen dari total impor LNG negara itu.
QatarEnergy mengatakan pada Minggu bahwa TotalEnergies telah menjadi mitra pertama untuk proyek tersebut, memenangkan 25% saham dalam satu kilang. Pembeli Asia diperkirakan menguasai setengah pasar untuk proyek tersebut, dan pembeli di Eropa sisanya, kata CEO QatarEnergy.
Exxon Mobil Corp, Shell, ConocoPhillips dan Eni juga telah mengajukan penawaran untuk proyek tersebut.
China, pembeli LNG terbesar dunia pada 2021, mengimpor 45% persen dari kebutuhan gas alamnya dan melihat Qatar sebagai pemasok jangka panjang yang dapat diandalkan setelah serangkaian perjanjian pembelian dengan Amerika Serikat pada akhir 2021. [ah/rs]