Amazon Jajaki Pengiriman Barang dengan Pesawat Tak Berawak

Pesawat tak berawak mini "oktokopter" yang berencana digunakan untuk mengantarkan paket-paket barang kecil dari Amazon. (Foto: Amazon)

Ide ini menimbulkan kekhawatiran-kekhawatiran soal privasi dan dikecam oleh beberapa pihak sebagai aksi publikasi.
CEO Amazon.com Inc. Jeff Bezos membuat kejutan Minggu (1/12) dengan rencananya untuk mengirimkan barang ke jutaan pelanggan dengan menggunakan pesawat tak berawak, alias drone. Namun visi berani ini sepertinya tidak akan dapat dicapai dalam dekade ini.

Menurut pengakuan Bezos, teknologi yang akan memungkinkan 'oktokopter' bertenaga listrik untuk terbang ke alamat yang sudah ditentukan tanpa awak, masih dalam tahap pengembangan awal. Dan Amerika Serikat tampaknya tidak akan menetapkan aturan untuk sistem penerbangan pesawat sipil tanpa awak sampai paling tidak 2015.

Selain itu, ide ini menimbulkan kekhawatiran-kekhawatiran soal privasi dan dikecam oleh beberapa pihak sebagai aksi publikasi.

"Saya paham ini kelihatannya seperti fiksi ilmiah, tapi bukan," ujar Bezos pada pembawa acara bincang-bincang Charlie Rose pada acara '60 Minutes' di stasiun CBS.

Ia mendemonstrasikan video helikopter berukuran mini yang dengan halus menjatuhkan paket kecil di teras rumah pelanggan.

Wawancara itu ditayangkan sebelum "Cyber Monday," salah satu hari tersibuk dalam penjualan toko-toko daring, yang bisa membantu Amazon diingat pelanggan.

Amazon menyebut helikopter itu "Prime Air", yang dapat mengirimkan paket barang sampai seberat 2,3 kilogram dalam kurang dari 30 menit dalam radius 16 kilometer dari pusat-pusat pengepakan Amazon, ujar Bezos.

"Ini masih bertahun-tahun lagi (untuk diwujudkan)," ujar Bezos, menyadari bahwa teknologinya perlu tahunan untuk dikembangkan.

Namun Bezos, yang dikenal karena kesabarannya akan proyek-proyek jangka panjang, mengatakan ia optimistis dapat mewujudkan proyek itu menjadi kenyataan lebih cepat dari yang diperkirakan.


Keamanan, Privasi

Ide untuk mengirim barang dengan kendaraan tanpa awak tidak sepenuhnya baru. Situs berita teknologi The Verge melaporkan bulan lalu bahwa perusahaan penyewaan buku Australia Zookal berencana menggunakan 'drone' untuk mengirim buku di negara itu tahun depan, bahkan mungkin ke Amerika Serikat.

Namun perusahaan itu, dan juga Bezos, menghadapi banyak tantangan.

Lembaga Rekayasa dan Teknologi dari Inggris, IET, mengingatkan bahwa teknologi itu perlu penyempurnaan terutama masalah keamanan.

Pihak berwenang di AS mengetahui aplikasi komersial dari pesawat tak berawak, namun terlihat tidak buru-buru menetapkan aturan.

Sementara itu, senator Mark Udall dari Partai Demokrat yang mendorong undang-undang yang akan melarang pengintaian domestik oleh pemerintah, memiliki kekhawatiran mengenai privasi.

"Teknologi itu dapat diterima hanya jika privasi warga dilindungi dan orang-orang Amerika tidak akan menjadi korban pengintaian atau penyalahgunaan privasi oleh operator sistem penerbangan tak berawak milik swasta," ujarnya.

Richard Aboulafia, ahli industri antariksa dan analis di Teal Group, lebih blak-blakan lagi.

"Itu ide yang bodoh dan saya duga mereka mengemukakannya sebagai satir yang cerdas," ujarnya. (Reuters)