Sejumlah ambulans bergegas menuju ke lokasi serangan udara Israel, yang menarget komandan senior Hizbullah di pinggiran selatan Beirut pada Selasa (30/7) malam, dalam apa yang militer Israel sebut sebagai pembalasan atas serangan roket lintas batas tiga hari sebelumnya, yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja.
Sebuah ledakan keras terdengar dan gumpalan asap terlihat membubung di atas wilayah di pinggiran selatan kota – yang menjadi benteng kelompok bersenjata Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah – sekitar pukul 7.40 malam waktu setempat, kata seorang saksi mata kepada Reuters.
Seorang sumber keamanan senior Lebanon mengatakan, seorang komandan senior Hizbullah telah menjadi sasaran serangan udara dan nasibnya masih belum jelas.
Kantor berita nasional milik pemerintah Lebanon mengatakan, serangan udara Israel telah menargetkan daerah di sekitar lokasi Dewan Syura Hizbullah di lingkungan Haret Hreik di ibu kota.
BACA JUGA: Israel Serang Beirut, Petinggi Militer Hizbullah Dilaporkan TewasBeirut telah waspada selama berhari-hari menjelang serangan Israel yang diantisipasi, sebagai balasan atas serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Sabtu, yang menewaskan 12 anak-anak di lapangan sepak bola di sebuah desa yang warganya adalah komunitas Druze.
Hizbullah telah membantah terlibat dalam serangan itu.
Sementara itu, Amerika Serikat akan terus menempuh jalur diplomasi untuk mencegah eskalasi konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon, kata Departemen Luar Negeri pada Selasa (30/7). Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri, Vedant Patel, mengatakan dalam sebuah konferensi pers, bahwa AS terus mengupayakan penyelesaian diplomatik.
“Anda mendengar Laksamana Kirby mengatakan ini kemarin dan begitu juga saya: Kami tidak percaya bahwa perang skala penuh tidak dapat dihindari, dan kami masih percaya bahwa hal itu dapat dihindari. Kami terus berupaya mencapai resolusi diplomatik yang akan memungkinkan warga sipil Israel dan Lebanon untuk kembali ke rumah mereka dan hidup dalam kedamaian dan keamanan. Kami tentu ingin menghindari segala bentuk eskalasi. Dan itulah sebabnya kami terus berfokus pada diplomasi,” kata Patel. [ns/uh]