Pemerintah Amerika mengirim tiga pesawat angkut raksasa C-17 ke Beirut yang dihantam ledakan hebat minggu ini, membawa makanan, air dan obat-obatan. Pesawat pertama tiba hari Kamis (6/8) dan dua pesawat lainnya akan tiba sehari kemudian.
Ledakan hebat di pelabuhan Beirut mengakibatkan sedikitnya 137 orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka. 300,000 penduduk dilaporkan kehilangan rumah mereka.
Komando Sentral Amerika mengirim paket bantuan yang pertama dari pangkalan militer Amerika di Qatar. “Kami bekerja sama dengan Angkatan bersenjata Lebanon dan akan terus memberikan bantuan sambil negara itu berusaha pulih dari bencana,” kata Jendral Kenneth McKenzie, kepala operasi militer untuk Timur Tengah.
Tapi mengirim bantuan ke Lebanon adalah hal yang sulit dilihat dari segi politik, karena pemerintah di negara itu dikuasai oleh kelompok Hisbullah yang di Amerika disebut sebagai organisasi teroris.
Kelompok muslim Syiah yang didukung Iran itu sering mengadakan aksi terror dan sangat menentang Israel dan juga menolak pengaruh barat di Timur Tengah.
BACA JUGA: Presiden Perancis akan Langsungkan Konferensi untuk LebanonMenteri Pertahanan Amerika Mark Esper mengatakan kemarin tidak ada petunjuk bahwa ledakan di Beirut itu dilakukan dengan sengaja. “Kebanyakan kami percaya bahwa itu adalah kecelakaan, seperti dilaporkan,” kata Esper dimuka pertemuan Aspen Security Forum.
Tapi Presiden Trump hari Rabu mengatakan ia “telah mendengar bahwa insiden itu “bisa merupakan kecelakaan atau ledakan bom.” [ii/es]