Amerika Minta Produksi Minyak Libya Dilanjutkan

Perusahaan Pengolahan Minyak dan Gas Ras Lanuf di Ras Lanuf, Libya, 19 Oktober 2019. (Foto: dok).

Kedutaan Amerika di Libya meminta agar negara itu melanjutkan produksi minyaknya setelah pasukan pemimpin pemberontak Khalifa Haftar menutup beberapa ladang minyak dan jaringan utama pipa saluran.

Pasukan Haftar menghentikan sejumlah besar hasil produksi minyak itu menjelang konferensi perdamaian Libya di Berlin hari Minggu (19/1). Perusahaan Minyak Nasional Libya mengatakan, penghentian produksi minyak itu diperkirakan akan menimbulkan kerugian sekitar 55 juta dolar per hari.

Kedutaan Amerika mengatakan sangat prihatin bahwa penutupan itu akan memperburuk keadaan darurat kemanusiaan.

Harga minyak jatuh pada hari Selasa (21/1) terlepas dari berkurangnya produksi minyak Libya.

Pasukan Haftar merangsek menuju Tripoli, ibukota Libya yang merupakan pusat pemerintahan yang didukung oleh PBB.

Perwakilan kedua pihak tidak melangsungkan pembicaraan langsung pada pertemuan di Berlin. Para peserta lain bersedia untuk mendukung gencatan senjata dan menegakkan kembali embargo senjata yang sebelumnya dijatuhkan oleh PBB terhadap Libya. [lj/lt]