Anggota Marinir Korsel Ditangkap Setelah ‘Lawatan ke Ukraina’ yang Gagal

Seorang marinir Korea Selatan yang mengenakan masker berdiri di depan Pangkalan Angkatan Laut di Pulau Jeju, Korea Selatan, sebagai ilustrasi. (Foto: AP)

Seorang anggota marinir aktif Korea Selatan yang melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa izin telah ditangkap setelah kembali ke negaranya, kata militer Seoul pada hari Senin (25/4). Ia dilaporkan berupaya pergi ke Ukraina.

Anggota yang identitasnya dirahasiakan itu meninggalkan Korea Selatan tanpa izin sewaktu bertugas pada 21 Maret lalu, kata Korps Marinir dalam sebuah pernyataan. Ditambahkan, ia ditangkap segera setelah kembali.

Korea Selatan melarang warganya melakukan perjalanan ke Ukraina tidak lama sebelum konflik berkobar tahun ini, dengan alasan keamanan.

Anggota militer aktif secara khusus dilarang melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa izin sebelumnya dan pergi tanpa izin dianggap sebagai desersi, kejahatan yang diancam hukuman hingga 10 tahun penjara.

BACA JUGA: Korea Selatan Larang Transaksi dengan Bank Sentral Rusia

“Kami akan mengambil tindakan tegas sesuai UU dan peraturan setelah menyelidiki mengapa ia meninggalkan tugasnya,” kata Korps Marinir.

Menurut kantor berita Yonhap, lelaki tersebut terbang ke Polandia, tampaknya dalam upaya bergabung dengan militer Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.

Akan tetapi ia tidak dapat memasuki negara yang dicabik perang itu karena aksesnya ditolak di perbatasan Polandia-Ukraina, kata Yonhap.

Anggota marinir yang tidak diidentifikasi namanya itu diyakini luas telah mengunggah video di YouTube pada 9 April. Dalam video itu ia mengatakan telah “mengalami masa sulit” di angkatan bersenjata Korea Selatan.

BACA JUGA: Ukraina Minta Bantuan Keamanan Siber dari Korsel di Tengah Invasi Rusia

“Tetapi saya tidak dapat menahan diri untuk bertindak sewaktu mendengar tentang Ukraina, di mana orang-orang dihadapkan pada situasi yang jauh lebih sulit,” katanya dalam tayangan itu. Wajahnya sendiri disembunyikan dalam rekaman tersebut.

Kementerian Pertahanan menyatakan lelaki itu sedang dalam masa wajib militer. Semua lelaki Korea Selatan yang berbadan sehat diwajibkan bertugas di militer selama hampir dua tahun, terutama karena ancaman konflik dengan Korea Utara yang bersenjata nuklir.

Kedua negara Korea ini secara teknis masih berperang, karena konflik mereka pada tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

BACA JUGA: Senjata Hipersonik, Apa dan Siapa yang Punya?

Laporan mengenai perundungan dan berbagai bentuk pelecehan telah lama mencemari militer Korea Selatan. Kasus-kasus semacam itu sebelumnya berujung bunuh diri dan insiden penembakan maut.

Pengumuman terbaru ini muncul beberapa hari setelah kementerian luar negeri Korea Selatan menyatakan menerima laporan intelijen bahwa sedikitnya satu orang pejuang sukarelawan Korea Selatan, yang memasuki Ukraina tanpa izin pemerintah, telah tewas.

Seoul melarang warganya melakukan perjalanan ke Ukraina pada pertengahan Februari. Tetapi ada empat warga negara Korea Selatan yang diyakini berada di negara itu hingga Jumat lalu, kata kementerian itu.

“Kami mendesak warga Korea Selatan yang telah masuk Ukraina tanpa izin untuk meninggalkan negara itu sesegera mungkin,” kata kementerian. “Ada kekhawatiran serius mengenai keselamatan pribadi Anda mengingat meningkatnya perang di bagian tenggara Ukraina.” [uh/ab]