Kekerasan di komunitas Arab Israel meningkat. Tujuh puluh sembilan orang telah terbunuh tahun ini. Di beberapa daerah, orang tua takut membiarkan anak-anak mereka keluar rumah pada malam hari.
Politisi Arab Israel mendirikan tenda protes di dekat parlemen Israel di Yerusalem, dan melakukan mogok makan selama tiga hari untuk memprotes kekerasan yang mengganggu komunitas mereka.
Anggota parlemen Arab Aida Touma Sleiman mengatakan mereka sudah muak.
“Dengan adanya 79 pembunuhan di masyarakat kita, setiap malam orang tertembak, kelompok-kelompok kejahatan terorganisir meneror orang setiap hari, meneror tempat kerja, mereka mendapatkan perlindungan dan meneror orang. Kami sudah jemu. Kami muak," kata Aida.
Geng-geng kriminal di kota-kota Arab telah mengambil alih jalanan, mengacungkan senjata dan melepaskan tembakan. Kekerasan menjadi sangat endemik, sehingga dilaporkan di TV Israel.
Pemerintah dan kepolisian Israel telah meluncurkan sebuah program untuk melacak senjata ilegal, dan menghapuskan hukuman bagi mereka yang menyerahkannya.
Namun pemimpin partai Daftar Gabungan Arab di parlemen Knesset, Ayman Odeh, menuntut agar pemerintah berbuat lebih banyak untuk menindak kekerasan.
“Kita perlu menghadapi geng kejahatan terorganisir, pasar gelap dan senjata tanpa izin. Pemerintah solusinya. Pemerintah tahu bagaimana melakukannya dan solusi itu berhasil di daerah lainnya di Israel," tukas Ayman.
BACA JUGA: Pemerintah AS Ubah Kebijakan soal Permukiman Israel di Tepi BaratBeberapa kampanye protes komunitas Arab menargetkan apa yang disebut "pembunuhan demi kehormatan," di mana perempuan dibunuh oleh anggota keluarga dengan tuduhan perilaku seksual yang tidak pantas.
Tenda protes para politisi Arab itu mendapat kunjungan dari sekutu-sekutu Yahudinya yang mendukung, seperti Rabi Ehud Bandel dari Kelompok Rabi untuk Hak Asasi Manusia.
“Darah warga Yahudi Israel tidak lebih merah dari darah warga Arab Israel. Kita semua sama dan sudah saatnya pemerintah Israel dan polisi Israel memperlakukan kita sama dan menangani kekerasan di daerah Arab," ujar Ehud Bandel.
Komunitas Arab mengklaim jika warga negara Yahudi tewas karena kekerasan, polisi akan berbuat lebih banyak. Mereka mengatakan mereka layak hidup aman. (my/jm)