Anggota Parlemen Hong Kong 'Walk Out' dari Pidato Pimpinan Wilayah

Anggota parlemen pro-demokrasi Hong Kong mengangkat payung kuning mereka dan melakukan aksi 'walk out' dari pidato kebijakan tahunan pimpinan Hong Kong, Leung Chun-ying (14/1).

Rencana pra-seleksi kandidat pemilu telah menjadi bahan perdebatan sejak tahun lalu, yang menginspirasi protes di jalan-jalan selama berminggu-minggu di Hong Kong, wilayah semi otonomi China.

Anggota parlemen pro-demokrasi di Hong Kong hari Rabu mengangkat payung kuning dan melakukan aksi walk out dari pidato kebijakan tahunan pimpinan wilayah Hong Kong dan menyerukan hak pilih universal.

Para anggota parlemen menyerukan agar Hong Kong mengijinkan setiap kandidat mencalonkan diri untuk jabatan dalam pemilu kota itu tahun 2017, daripada mewajibkan kandidat untuk di seleksi terlebih dahulu oleh sebuah komite yang dikatakan penentang condong ke pemerintah Beijing.

Rencana pra-seleksi itutelah menjadi bahan perdebatan sejak tahun lalu, yang menginspirasi protes di jalan-jalan selama berminggu-minggu di Hong Kong, wilayah semi otonomi China.

Hari Rabu setelah aksi walk out itupimpinan wilayah Hong Kong ,Leung Chun-ying tetap melanjutkan pidatonya setelah tertunda sebentar. Chun-ying mengatakan "aturan hukum adalah landasan Hong Kong" dan menegaskan kembali dukungan bagi pra seleksi untuk pemilu kota itu.

Sidang hari Rabu itu mengulang kejadian serupa di parlemen pekan lalu, ketika sejumlah anggota parlemen berjalan selama pidato pejabat senior Hong Kong Carrie Lam.

Pada puncaknya tahun lalu,gerakan demonstrasi Pendudukan / Occupy menarik puluhan ribu demonstran, menyampaikantantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kekuasaan China di Hong Kong.

Hong Kong adalah bekas koloni Inggris, namun dikembalikan ke China pada tahun 1997. Sebagai wilayah semi otonomi China , warga Hong Kong masih menikmati banyak kebebasan yang tidak diijinkan di China daratan.