Sementara Presiden Donald Trump mempersiapkan diri untuk menghadiri KTT pekan depan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kongres Amerika menegaskan haknya untuk mengevaluasi dan, ada kemungkinan, menolak kesepakatan nuklir yang muncul dari pertemuan bersejarah itu.
Pertemuan puncak Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un yang sangat ditunggu-tunggu memunculkan ekspresi harapan di Gedung Kongres, Capitol Hill.
Harapan itu tercermin dari pernyataan Senator Demokrat Ben Cardin dari Komisi Hubungan Luar Negeri Senat, “Saya sangat gembira melihat bahwa kita bergerak maju dengan diplomasi.”
Sementara itu Senator Republik James Risch, juga dari Komisi Hubungan Luar Negeri mengatakan, “Kebuntuan nuklir ini bisa diselesaikan. Benar-benar bisa diselesaikan.”
Tetapi perjanjian apa pun yang disepakati dalam KTT Singapura ini harus memuaskan para anggota Kongres di Washington.
Senator Demokrat Tim Kaine dari Komisi Hubungan Luar Negeri memberikan alasannya. “Anda harus membawanya ke Kongres, dan Kongres memiliki jangka waktu untuk meninjau dan menolaknya. Tetapi, jika Kongres tidak menolaknya, maka kesepakatan itu boleh dilanjutkan.”
Secara khusus, para legislator menyatakan Kongres nantinya harus menyetujui keringanan sanksi yang diminta oleh Pyongyang, dan tidak akan melakukannya tanpa syarat-syarat yang ketat.
Senator Republik Cory Gardner menjelaskan, “Tidak ada keringanan sanksi bagi Korea Utara kecuali jika rezim itu membuat kemajuan signifikan menuju pembongkaran semua program senjata nuklir, kimia, biologi dan radiologi dengan tuntas, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diaktifkan kembali.”
Sementara itu Senator Demokrat Ed Markey mengatakan, “Korea Utara harus memahami bahwa bahkan jika Tiongkok melonggarkan tekanan, kami di Kongres siap turun tangan untuk mengetatkan tekanan, karena tanpa tekanan yang cukup, kita dapat menduga dan harus siap dengan munculnya taktik permainan lama keluarga Kim.”
Para senator dari kedua partai politik mengatakan Korea Utara telah berulang kali bernegosiasi dengan iktikad buruk dan mengkhianati perjanjian-perjanjian sebelumnya.
Senator Republik James Risch memberikan komentarnya. "Sejarahnya telah sangat buruk. Kita telah diberi janji-janji, tidak hanya sekali, di mana kita mulai memberikan berbagai konsesi dan kemudian, pada akhirnya, Korea Utara mengingkari semua janjinya. Itu tidak akan terjadi lagi.”
Trump telah berulang kali menekankan bahwa ada kemungkinan KTT menghasilkan atau tidak menghasilkan kesepakatan. Para pakar memperingatkan risikonya sangat besar.
“KTT bukan strategi, dan pertemuan puncak tanpa strategi itu berbahaya. Amerika Serikat perlu memiliki fokus yang jelas pada tujuan kita dalam negosiasi ini dan harus tetap selaras dengan Kongres dan dengan negara-negara sekutu kita untuk mencapai tujuan-tujuan ini,” kata Victor Cha dari Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS).
Mata dunia akan tertuju ke Singapura minggu depan, termasuk mata para anggota Kongres yang skeptis. [lt/uh]