Tentara dan tank-tank Israel telah bergerak ke bagian utara Gaza pada Senin (30/10), meluaskan kehadiran militer mereka ke wilayah kantong itu.
Kantor berita Associated Press melaporkan bahwa pihaknya telah memperoleh video mengenai satu tank dan buldoser Israel yang memblokade jalan raya utama utara-selatan Gaza. Israel mengatakan kepada warga Palestina untuk menggunakan jalan raya itu untuk menghindari serangan darat Israel.
Angkatan Udara Israel mengatakan telah menghantam lebih dari 600 sasaran Hamas di Gaza dalam kurun 24 jam.
Israel mengatakan pihaknya juga telah menyerang sasaran-sasaran di Suriah dan Lebanon. Serangan-serangan itu, kata militer Israel pada Senin (30/10), merupakan tanggapan atas serangan yang diluncurkan dari kedua negara tersebut.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan, “Selama bentrokan dengan teroris di Jalur Gaza, pasukan IDF membunuh puluhan teroris yang membarikade diri di bangunan-bangunan dan terowongan dan berupaya untuk menyerang tentara.” Hamas juga telah melaporkan pertempuran hebat di bagian barat laut Gaza.
Organisasi Save the Children mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa jumlah anak-anak yang dilaporkan tewas di Gaza dalam tiga pekan “telah melampaui jumlah anak-anak yang tewas per tahun di seluruh zona konflik dunia sejak 2019.” Lebih dari 3.000 anak-anak telah tewas dalam konflik Israel-Gaza.
Israel menerbitkan foto-foto tank-tanknya di pesisir barat wilayah kantong Palestina itu 48 jam setelah memerintahkan serangan darat yang diperluas melintasi perbatasan timurnya. Hamas menyatakan pihaknya telah menyerang tank-tank Israel di Gaza Utara dengan rudal dan mencemooh laporan bahwa pasukan Israel telah bergerak maju jauh ke dalam Gaza. Tidak ada laporan yang dapat diverifikasi secara independen.
Militer Israel pada Senin (30/10) kembali mengeluarkan seruan mendesak bagi warga sipil Palestina di Jalur Gaza untuk mengungsi sementara ke bagian selatan, menjauh dari pusat perang melawan Hamas.
“Pindah ke selatan untuk keamanan pribadi mereka,” kata juru bicara Laksamana Muda Daniel Hagari pada Minggu.
“Kami sekarang menekankan bahwa ini adalah seruan mendesak,” katanya dalam pengarahan yang disiarkan televisi. Ia juga melaporkan bahwa jumlah orang yang dikukuhkan disandera di Gaza sejak serangan lintas batas Hamas yang mematikan pada 7 Oktober lalu di bagian selatan Israel kini mencapai 239.
BACA JUGA: Keluarga Sandera Minta Israel Hentikan Invasi Darat ke GazaIsrael juga melaporkan bahwa pasukan daratnya telah membunuh beberapa militan Hamas sewaktu mereka keluar dari terowongan di dekat pos perbatasan Erez, satu-satunya jalur pejalan kaki dari Gaza ke Israel sebelum dihancurkan dalam pertempuran baru-baru ini.
Hamas memiliki jaringan terowongan yang luas di bawah tanah Gaza di mana kelompok itu diyakini menyimpan senjata, makanan dan pasokan lainnya.
Israel menyatakan perang terhadap Hamas setelah kelompok militan itu melancarkan serangan teror pada 7 Oktober lalu yang menewaskan 1.400 orang, kebanyakan warga sipil, dan menyandera lebih dari 200 orang. Sejak itu, jumlah warga Palestina yang tewas telah melampaui 8.000 orang, kata Kementerian Kesehatan di Gaza yang dijalankan oleh Hamas.
Bentrokan di perbatasan Israel-Lebanon meningkat pada Minggu dengan Hizbullah mengatakan pihaknya telah menembak jatuh sebuah drone Israel di Lebanon Selatan dengan rudal yang diluncurkan dari darat.
Drone itu ditembak jatuh dekat Khiam, sekitar 5 kilometer dari perbatasan dengan Israel, terlihat jatuh di wilayah Israel, lanjut Hizbullah. Dua sumber keamanan di Lebanon mengatakan baru pertama kali ini Hizbullah mengumumkan tentang penembakan jatuh sebuah drone Israel.
Kementerian Pertahanan Israel tidak menanggapi permintaan komentar. Hamas dan Hizbullah telah ditetapkan AS sebagai Organisasi Teroris Asing.
Bantuan Sipil dan Kemanusiaan
Presiden Joe Biden pada Minggu berbicara dengan PM Israel Benjamin Netanyahu dan mengukuhkan hak Israel untuk membela rakyatnya dari terorisme. Namun, ia juga menekankan perlunya memprioritaskan perlindungan bagi rakyat sipil.
Kedua pemimpin membahas upaya-upaya untuk melindungi sandera yang ditawan Hamas pada 7 Oktober, dan Biden menekankan “perlunya untuk segera dan secara signifikan meningkatkan arus bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan warga sipil di Gaza” sementara pasokan berkurang di sana, kata Gedung Putih.
BACA JUGA: Presiden Mesir Peringatkan Meluasnya Konflik Gaza Tinggal Menunggu WaktuBiden juga berbicara dengan Presiden Abdel Fatta el-Sissi untuk berterima kasih atas peran Mesir dalam mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk warga sipil di Gaza. Mereka sepakat untuk mempercepat pengiriman bantuan serta perlunya melindungi jiwa warga sipil, dan bahwa warga Palestina tidak akan mengungsi ke Mesir atau tempat lainnya.
Keduanya sepakat untuk bekerja sama dalam menetapkan syarat-syarat bagi perdamaian yang bertahan lama dan berkelanjutan di Timur Tengah, yang mencakup pembentukan negara Palestina, lapor Gedung Putih. [uh/ab]