Seekor anjing kecil ditemukan hidup-hidup dari balik timbunan tanah longsor yang menghanyutkan rumah-rumah di sebuah desa di Norwegia,.
Penemuan anjing itu, Senin malam (4/1), meningkatkan harapan tim SAR yang masih mencari tiga orang yang dinyatakan hilang. Tujuh orang dipastikan tewas akibat tanah longsor yang terjadi Rabu pekan lalu.
Anjing itu ditemukan dalam kondisi baik di daerah tempat tim penyelamat bekerja, kata juru bicara kepolisian setempat Ivar Myrboe. “Ini adalah kegembiraan bagi kami dan memberikan motivasi untuk terus berusaha keras mencari korban selamat,'' kata seorang anggota tim SAR, Goeran Syversen.
Upaya pencarian dilanjutkan Selasa (5/1), di desa Ask yang dilanda longsor, yang terletak 25 kilometer dari timur laut Oslo. Tim SAR dengan sejumlah anjing pelacak memeriksa puing-puing reruntuhan dalam suhu di bawah titik beku, sementara beberapa helikopter dan drone yang dilengkapi kamera pendeteksi panas terbang di atas lereng bukit yang rusak.
Desa berpenduduk sekitar 5.000 orang itu dilanda tanah longsor terburuk dalam sejarah Norwegia modern pada 30 Desember lalu. Sedikitnya 1.000 orang dievakuasi terkait bencana tersebut.
Bencana tanah longsor ini memotong jalan utama yang melalui Ask, dan menciptakan jurang yang dalam seperti kawah. Foto-foto dan video-video menunjukkan sejumlah bangunan terlihat seperti hampir terperosok di tepi jurang akibat bencana itu. Sedikitnya sembilan bangunan dengan lebih dari 30 unit apartemen dilaporkan hancur.
Penyebab pasti bencana belum diketahui, tetapi kotamadya Gjerdrum, di mana Ask berlokasi, dikenal memiliki banyak lahan yang tanahnya memiliki kandungan quick clay tinggi. Quick clay merupakan jenis tanah liat yang bentuknya dapat dengan cepat berubah dari padat menjadi cair.
BACA JUGA: Norwegia Masih Berharap Temukan Penyintas dalam Bencana LongsorPara ahli mengatakan jenis tanah liat itu, yang dikombinasikan dengan curah hujan yang berlebihan dan cuaca lembab khas Norwegia pada saat-saat seperti ini, mungkin ikut memicu terjadinya tanah longsor.
Pada tahun 2005, otoritas Norwegia memperingatkan orang-orang untuk tidak mendirikan bangunan tempat tinggal di daerah itu. Kawasan itu termasuk zona berisiko tinggi yang rawan terkena tanah longsor. Meski demikian, banyak rumah akhirnya dibangun di sana pada dekade tersebut. [ab/uh]