Dalam pidato wisuda di Akademi Militer West Point (28/5), Presiden Obama mengatakan sudah saatnya membuka lembaran baru setelah 10 tahun perang di Afghanistan dan Irak.
Presiden Barack Obama akan memberi penjelasan lebih luas tentang sasaran-sasaran kebijakan luar negerinya hari Rabu (28/5), dalam pidato di Akademi Militer West Point, New York.
Pidato presiden pada acara wisuda itu akan disampaikan satu hari setelah presiden Obama memaparkan rencana untuk mengurangi tentara di Afghanistan setelah misi tempur di negara itu ditutup akhir tahun ini.
Obama mengatakan sudah saatnya membuka lembaran baru setelah 10 tahun terakhir ini kebijakan Amerika dipusatkan pada perang di Afghanistan dan Irak.
Ia mengatakan, 9.800 tentara akan tetap berada di Afghanistan pada awal tahun 2015, dan angka itu akan berkurang menjadi dibawah 1000 tentara pada saat ia meletakkan jabatan bulan Januari 2017.
Tampil Rabu di televisi NBC, Menlu Amerika John Kerry mengecam para pengritik keputusan Obama itu, dengan mengatakan, batas waktu itu bukan berarti Amerika menelantarkan Afghanistan, tapi memberdayakan negara itu.
Di antara yang skeptis adalah analis Asia Selatan RAND Corporation, Arturo Munoz, yang mengemukakan kekhawatiran bahwa penarikan dengan relatif cepat dapat membuat Afghanistan rentan.
Wakil Ketua Senat Afghanistan, Rafiullah Gul Afghan, mengatakan kepada VOA bahwa 9.800 tentara Amerika tidak akan cukup untuk melatih tentara Afghanistan memerangi terorisme. Ia menghendaki perundingan persetujuan keamanan baru dengan presiden berikut Afghanistan.
Obama mengatakan rakyat Afghanistan akan mengemban lebih banyak tanggung jawab untuk keamanan mereka sendiri. Tentara Amerika yang tinggal untuk dua tahun mendatang akan bertindak sebagai penasehat.
Sekarang ini ada 32 ribu tentara Amerika di Afghanistan, turun dari puncaknya 100 ribu.
Pidato presiden pada acara wisuda itu akan disampaikan satu hari setelah presiden Obama memaparkan rencana untuk mengurangi tentara di Afghanistan setelah misi tempur di negara itu ditutup akhir tahun ini.
Obama mengatakan sudah saatnya membuka lembaran baru setelah 10 tahun terakhir ini kebijakan Amerika dipusatkan pada perang di Afghanistan dan Irak.
Ia mengatakan, 9.800 tentara akan tetap berada di Afghanistan pada awal tahun 2015, dan angka itu akan berkurang menjadi dibawah 1000 tentara pada saat ia meletakkan jabatan bulan Januari 2017.
Tampil Rabu di televisi NBC, Menlu Amerika John Kerry mengecam para pengritik keputusan Obama itu, dengan mengatakan, batas waktu itu bukan berarti Amerika menelantarkan Afghanistan, tapi memberdayakan negara itu.
Di antara yang skeptis adalah analis Asia Selatan RAND Corporation, Arturo Munoz, yang mengemukakan kekhawatiran bahwa penarikan dengan relatif cepat dapat membuat Afghanistan rentan.
Wakil Ketua Senat Afghanistan, Rafiullah Gul Afghan, mengatakan kepada VOA bahwa 9.800 tentara Amerika tidak akan cukup untuk melatih tentara Afghanistan memerangi terorisme. Ia menghendaki perundingan persetujuan keamanan baru dengan presiden berikut Afghanistan.
Obama mengatakan rakyat Afghanistan akan mengemban lebih banyak tanggung jawab untuk keamanan mereka sendiri. Tentara Amerika yang tinggal untuk dua tahun mendatang akan bertindak sebagai penasehat.
Sekarang ini ada 32 ribu tentara Amerika di Afghanistan, turun dari puncaknya 100 ribu.