Amerika Akan Beri Suara 'Tidak' pada Resolusi PBB yang Kecam Embargo Ekonomi terhadap Kuba

ARSIP - Hasil pemungutan suara ditunjukkan di papan setelah Sidang Majelis Umum PBB mengadakan pemilihan suara untuk membahas embargo ekonomi, perdagangan, dan keuangan yang dijatuhkan AS terhadap Kuba di markas besar PBB di New York, 27 Oktober 2015 (foto: REUTERS/Lucas Jackson).

Amerika Rabu berencana untuk memilih "tidak" ketika Majelis Umum PBB kembali membahas resolusi yang menyerukan diakhirinya embargo ekonomi Amerika terhadap Kuba.

Ini kebalikan dari pemungutan suara tahun lalu saat Amerika melakukan abstain untuk pertama kalinya ketika mantan Presiden Barack Obama berusaha menormalisasi hubungan dengan Havana. Meskipun pemerintah Trump masih berencana tetap terlibat dengan Kuba dan memperjuangkan kepentingan Amerika, tapi pemerintahan Trump membatalkan beberapa kemajuan yang telah dicapai pemerintahan Obama.

"Sudah terlalu lama, Kuba terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia sehingga mungkin pemerintahan sebelumnya memalingkan muka," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert hari Selasa. Belum ada komentar dari Kuba mengenai penundaan pemungutan suara hari Rabu.

Resolusi Majelis Umum PBB tidak mengikat. Tapi para delegasi setiap tahun memberikan suara bulat untuk mendesak Kongres Amerika agar mencabut embargo terhadap Kuba yang telah berlangsung selama 57 tahun. Resolusi tersebut lolos dengan suara 191 melawan 0 tahun lalu dengan absteinnya Amerika dan Israel.

Presiden Donald Trump menyalahkan Kuba atas serangan sonik misterius yang mencederai 24 diplomat Amerika dan yang lainnya di Havana awal tahun ini. [my]