Menteri Perdagangan Amerika Wilbur Ross telah mengumumkan sensus penduduk Amerika berikutnya akan termasuk pertanyaan tentang status kewarganegaraan.
Biro Sensus Amerika melakukan survei itu setiap 10 tahun, dan sensus berikutnya dijadwalkan akan berlangsung pada tahun 2020. Sabtu ini merupakan batas akhir untuk menyelesaikan daftar pertanyaan dalam sensus itu.
Ross mengatakan dalam sebuah memo Senin malam (26/3) bahwa dia memilih untuk menambahkan pertanyaan mengenai kewarganegaraan setelah ada permintaan dari Departemen Kehakiman, yang mengatakan langkah itu diperlukan untuk memperoleh data demi lebih menegakkan hukum yang melindungi hak suara kaum minoritas.
Keputusan tersebut mendatangkan kritik dari mereka yang mengatakan pertanyaan tentang status kewarganegaraan akan menyebabkan orang tidak ingin berpartisipasi dalam sensus karena kekhawatiran tentang bagaimana pemerintah dapat menggunakan informasi itu, sehingga akan mengakibatkan jumlah penduduk yang terhitung akan berada di bawah jumlah yang sesungguhnya.
Angka-angka sensus menentukan jumlah kursi yang dialokasikan untuk setiap negara bagian di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika serta bagaimana pemerintah federal mendistribusikan dana ratusan miliar untuk berbagai program.
Sensus terdahulu sudah pernah memasukkan pertanyaan tentang status kewarganegaraan. Ross mengatakan dalam memonya terakhir kali pertanyaan semacam itu dimasukkan dalam sensus tahun 1950, tetapi berbagai survei lain oleh Biro Sensus saat ini memasukkan pertanyaan semacam itu.
Biro Sensus berencana mengizinkan warga menjawab survei itu pada formulir kertas, melalui internet atau melalui telepon. Jika warga tidak menanggapi, tim sensus akan berusaha menindaklanjuti dengan cara yang sama. [lt]