Amerika Serikat telah membekukan aset-aset Presiden Pantai Gading Laurent Gbagbo, yang menolak meletakkan jabatan setelah pemilihan presiden putaran kedua bulan November.
Departemen Keuangan Amerika Serikat hari Kamis mengatakan penolakan Gbagbo untuk menerima hasil resmi pemilu itu telah menciptakan krisis di Pantai Gading, di mana 210 orang telah tewas dalam kekerasan pasca pemilu.
Seorang pejabat Departemen Keuangan Amerika mengatakan Gbagbo terus memperlihatkan ketidak-pedulian pada keinginan dan kesejahteraan rakyat Pantai Gading.
PBB, Amerika, Uni Afrika dan negara-negara kuat lainnya mengakui saingan Gbagbo, Alassane Outtara, sebagai pemenang pemilu itu.
Blok Afrika Barat ECOWAS telah mengancam akan menggunakan kekuatan militer jika Gbagbo menolak untuk mundur.
Departemen Keuangan Amerika hari Kamis juga membekukan aset istri Gbagbo dan beberapa teman dekat Gbagbo.
Penasehat khusus Gbagbo, Dutabesar Yao Gnamien mengatakan pembekuan aset-aset itu tidak akan membantu menyelesaikan krisis politik di Pantai Gading.
AS Bekukan Aset Presiden Pantai Gading Laurent Gbagbo
Penasehat khusus Gbagbo, Yao Gnamien mengatakan pembekuan aset itu tidak akan membantu menyelesaikan krisis politik di Pantai Gading.