AS, China Siap Luncurkan Upaya Tangani Produksi dan Distribusi Fentanil

Tenda berjajar di trotoar di SW Clay St di Portland, Oregon, 9 Desember 2020. Menurut laporan tahunan pejabat daerah pada 20 Desember 2023, fentanil dan metamfetamin menyebabkan jumlah kematian tunawisma capai rekor pada 2022 di Multnomah County di Oregon. (Foto: AP)

Para pejabat AS dan China akan mengadakan pembicaraan mengenai penanganan pasokan fentanil dan bahan-bahan kimia prekursornya pada waktu mereka bertemu pada Selasa (30/1) dan Rabu (31/1) di Beijing.

Pertemuan Kelompok Kerja Kontranarkotika AS-China itu berlangsung setelah kedua negara berkomitmen untuk bekerja sama dalam isu tersebut menyusul pertemuan November lalu antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping.

Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan kepada wartawan pada Minggu (28/1) bahwa China telah mengambil beberapa tindakan terhadap pemasok obat-obatan sintetis dan bahan kimia prekursor China, termasuk menutup beberapa perusahaan dan memblokir rekening pembayaran internasional.

“Kami telah mulai melihat pengurangan dalam penyitaan prekursor di beberapa bandara AS,” kata pejabat senior itu. “Mengingat sifat perdagangan narkoba, saya pikir kita tidak bisa hanya berpuas diri dengan serangkaian tindakan yang terjadi setelah pertemuan tingkat tinggi.”

BACA JUGA: Biden Mengutip Tentang Fentanyl, AI, dan Komunikasi Militer Setelah Bertemu Xi 

Kelompok kerja itu akan memungkinkan AS dan China untuk terus berkoordinasi sementara perdagangan narkoba terus berkembang, lanjut pejabat itu.

Target khusus mereka mencakup penerapan “serangkaian upaya dalam berbagai tindakan penegakan hukum, upaya untuk melembagakan pengendalian bahan kimia prekursor, memantau tren-tren yang baru muncul, melawan keuangan gelap, dan berkoordinasi dengan mitra-mitra lainnya untuk membantu mengacaukan rantai pasokan obat-obatan terlarang global.”

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika, ada lebih dari 100 ribu kematian akibat overdosis di AS setiap tahun, dan sekitar 70% dari jumlah itu terkait dengan fentanil dan berbagai jenis opioid sintetis lainnya yang dibuat secara ilegal.

Fentanil kerap dicampur dengan narkoba lainnya, seperti heroin dan kokain.

Delegasi AS ke pertemuan di Beijing itu mencakup para pejabat dari beberapa lembaga, termasuk di antaranya Departemen Luar Negeri, Departemen Keuangan, Departemen Kehakiman dan Departemen Keamanan Dalam Negeri. [uh/lt]