AS dan Kamboja Sepakat Lanjutkan Perjanjian Deportasi

Seorang warga Kamboja yang dipulangkan dari Amerika menikmati santap bersama di Battambang, provinsi sebelah barat yang berbatasan dengan Thailand. Wilayah ini menjadi tempat para warga Kamboja yang dideportasi dari Amerika dan tinggal dengan kerabat mereka di Kamboja, 5 Agustus 2017.

Amerika Serikat merundingkan sebuah perjanjian untuk melanjutkan kembali deportasi sejumlah warga Kamboja yang datang ke Amerika sebagai pengungsi lewat program yang kontroversial.

Perjanjian antara kedua pemerintah yang mengatur pemulangan ratusan warga Kamboja dari AS sejak 2002, gagal tahun lalu ketika
Kamboja berhenti menerima warga yang pulang.

Para pejabat AS merespon denganmenolak permohonan visa oleh para pejabat Kementerian Luar Negeri pada September 2017. Tapi Jumat (9/2), para pejabat Kamboja menerimatawaran dari AS dengan imbalan pencabutan larangan visa itu.

Isu itu dibahas dalam pertemuan antara Menteri Dalam Negeri Kamboja Sar Kheng dan Wakil Menteri Luar Negeri AS Carl C. Risch di Pnom Penh. Phat Phanith, direktur Departemen Hubungan Internasional, mengatakan keduanya sepakat untuk melanjutkan kembali perjanjian itu.

"Samdech [Sar Kheng] juga meminta agar pemerintah AS meningkatkan dukungan finansial kepada warga Kamboja yang pulang ke tanah air agar mereka bisa memulai kehidupan baru lebih baik dan sukses berintegrasi ke dalam masyarakat Kamboja.”

Sebelumnya, para pengungsi itu dipulangkan ke negara asal yang belum pernah mereka tinggali tanpa bantuan pemerintah, mengakibatkan beberapa lembaga swadaya masyarakat harus berjuang keras menyediakan bantuan dasar. [vm/ii]