AS dan Rusia Berbeda Versi Mengenai Insiden Drone di Laut Hitam

Drone MQ-9 Reaper. Sebuah drone MQ-9 AS jatuh di atas Laut Hitam setelah bertabrakan dengan jet tempur Rusia. (Foto: Ilustrasi via AP)

Insiden tabrakan jet tempur Rusia dengan pesawat tak berawak besar milik AS, Selasa (14/3) di atas Laut Hitam merupakan bentrokan yang jarang terjadi. Moskow dan Washington memiliki pandangan yang berbeda mengenai insiden itu dan menimbulkan kekhawatiran kemungkinan Rusia bisa mengambil drone itu.

Pejabat AS dan Rusia memiliki pandangan yang bertentangan tentang tabrakan antara drone MQ-9 Reaper dan jet tempur Su-27 Rusia. Kedua pihak saling menyalahkan.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Rabu (15 /3) mengatakan jet Rusia itu melanggar hukum internasional dan berperilaku berbahaya serta sembrono. Pernyataannya disampaikan menyusul insiden sehari sebelumnya ketika drone militer AS jatuh ke Laut Hitam setelah dicegat oleh jet tempur Rusia.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin saat konferensi pers di Tallinn, Estonia 16 Februari 2023. (Foto: REUTERS/Ints Kalnins)

“Insiden berbahaya ini adalah bagian dari pola tindakan agresif dan berisiko serta tidak aman oleh pilot Rusia di wilayah udara internasional. Jadi jangan salah, Amerika akan terus terbang dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkannya. Rusia berkewajiban untuk mengoperasikan pesawat militernya dengan cara yang aman dan profesional," kata Lloyd Austin.

Pentagon mengatakan insiden ini merupakan yang pertama kalinya sejak perang Ukraina dimulai, di mana jet Su-27 Rusia menghantam baling-baling drone tak berawak tersebut dan membuatnya tidak bisa dioperasikan.

BACA JUGA: Jet Tempur Rusia Tabrakan dengan Drone AS di atas Laut Hitam

Rusia sebaliknya membantah alasan tersebut dan menuduh AS sedang menuju ke perbatasan Rusia sebelum jatuh ke Laut Hitam.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenko, Rabu (15/3) bahwa pesawat tak berawak AS yang terlibat dalam insiden Selasa, dengan jet tempur Rusia

“Pada pagi hari tanggal 14 Maret 2023, sistem kendali angkatan udara Rusia mendeteksi drone MQ-9 Amerika yang terbang di atas laut Hitam dekat semenanjung Krimea menuju perbatasan negara Rusia. Pesawat tak berawak itu terbang dengan mematikan alat transporternya, melanggar batas-batas larangan sementara penggunaan wilayah udara untuk melakukan "operasi militer khusus," tukas Konashenko.

Konashenkov juga mengatakan jet tempur Rusia tidak melakukan kontak dengan drone itu, berlawanan dengan versi yang disampaikan AS yang mengklaim bahwa drone tersebut jatuh ke air setelah melakukan "terbang tidak terkendali" karena "manuver yang tajam."

Pesawat milik Angkatan Udara Rusia Beriev A-50 dan jet tempur Sukhoi Su-27 terbang di Kaliningrad, Rusia, 25 April 2020. (Foto: Reuters)

Konashenkov menambahkan jet tempur Rusia kembali dengan selamat ke pangkalan setelah insiden itu, kata Konashenkov.

Insiden tersebut, yang meningkatkan ketegangan terhadap perang Moskow di Ukraina, tampaknya menandai insiden pesawat Russia dan AS yang pertama sejak puncak Perang Dingin.

Setelah tuduhan AS bahwa Rusia menjatuhkan salah satu drone pengintainya di atas Laut Hitam ini, Kremlin pada Rabu (15/3) juga mengatakan hubungan dengan Amerika dalam "keadaan yang menyedihkan" dan pada level terendah.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa tidak ada kontak tingkat tinggi dengan Washington atas insiden tersebut, tetapi mengatakan Rusia tidak akan pernah menolak untuk terlibat dalam dialog yang konstruktif. [my/jm]