Meningkatnya serangan di perbatasan Israel dan Lebanon turut meningkatkan kekhawatiran akan potensi konflik yang semakin meluas di kawasan.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant melanjutkan pertemuannya di Washington bersama Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Pentagon, yang menyerukan solusi diplomatik.
“Provokasi yang dilakukan Hizbullah mengancam akan menyeret rakyat Israel dan Lebanon ke dalam perang yang tidak mereka inginkan, dan perang tersebut akan menjadi bencana bagi Lebanon, dan akan sangat menghancurkan warga sipil Israel dan Lebanon yang tak berdosa,” ujar Austin.
Gallant mengatakan bahwa Israel berada di persimpangan jalan yang akan berdampak pada seluruh Timur Tengah.
"Di utara, kami bertekad untuk membangun keamanan, mengubah realitas di lapangan dan membawa komunitas kami kembali ke rumah dengan selamat,” sebut Gallant.
BACA JUGA: AS Berupaya Capai Kesepakatan untuk Cegah Konflik Israel-HizbullahIsrael sebelumnya menolak tuntutan Hamas, yang meminta agar gencatan senjata sementara berujung dengan diakhirinya perang yang telah berlangsung selama delapan bulan itu.
Raphael Cohen, Direktur Program Strategi dan Doktrin di Proyek RAND Angkatan Udara, mengatakan kepada VOA bahwa GAllant adalah penghubung utama bagi Amerika Serikat untuk melanjutkan perundingan tersebut.
“Pemerintahan Biden secara umum melihat Menteri Pertahanan Gallant sebagai sekutu sejati dalam upaya ini. Gallant menawarkan rencana pascaperangnya sendiri bebera bulan yang lalu tetapi ditolak oleh pemerintahan Netanyahu. Jadi, saya kira Menteri Austin dan Menteri Blinken percaya bahwa Gallant siap bekerja sama. Itu bisa menjadi perantara yang berguna dengan pemerintah Netanyahu,” jelas Cohen.
Perang Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober lalu, ketika Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang. Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak membedakan warga sipil dan kombatan, mengatakan lebih dari 37.000 warga Palestina telah tewas sejak awal pertempuran ini.
BACA JUGA: Blinken Peringatkan Israel Agar Perang tidak Meluas ke LebanonPada hari Selasa (25/6) di PBB, pejabat urusan kemanusiaan Yasmina Guerda memperingatkan bahwa situasi di Gaza sangat mengerikan.
"Tak satu pun dari mereka memiliki kondisi kehidupan yang layak. Apa yang mereka miliki, jika Anda perhatikan dengan seksama, adalah kondisi bertahan hidup. Dan nyaris mustahil. Nasib mereka bagai telur di ujung tanduk,” tutur Guerda.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan bahwa banyak konvoi bantuan darat di Gaza tidak menjangkau warga sipil karena menjadi sasaran tindak kriminal.
"Pekerjaan masih berlangsung. Situasinya masih sangat mengerikan. Kita perlu terus menyalurkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke utara dan, tentu saja, mengatasi kemacetan - dan dalam beberapa kasus, memburuknya - situasi di selatan,” terang Miller pada hari Selasa (25/6)
Miller mengatakan bahwa mengakhiri konflik adalah satu-satunya cara yang dapat diandalkan untuk mengakhiri penderitaan di Gaza. [th/jm]