Guna mencegah Konflik Laut Cina Selatan berubah menjadi konflik terbuka, Amerika meminta negara-negara yang bersengketa untuk segera menyepakati prinsip kesepahaman bersama atau 'Code of Conduct'.
JAKARTA —
Panglima Komando Militer AS untuk Kawasan Pasifik (PACOM), Laksamana Samuel Locklear di Jakarta Jumat (08/02) mengatakan Amerika Serikat meminta negara-negara yang bersengkata di Laut Cina Selatan untuk segera menyepakati Code of Conduct. Hal itu diperlukan untuk mencegah sengketa tersebut berubah menjadi konflik terbuka.
“Kembali saya sampaikan tidak akan mengatakan bagaimana posisi AS karena akan menjadi sebuah intervensi. Tapi ini harus diselesaikan dengan cara yang damai, dengan cara yang damai dan tidak akan memihak. Ini harus ada kompromi. Jangan sampai keputusan di lapangan justru memicu terjadinya konflik terbuka,”kata Samuel Locklear
Laksamana Locklear menambahkan pada masa Perang Dingin AS dan Uni Soviet memiliki prosedur yang digunakan saat berhadapan di lapangan. Prosedur tersebut membantu mencegah terjadinya eskalasi konflik walaupun saat itu kedua negara sedang saling bermusuhan. Hal itulah menurut Locklear pentingnya Code of Conduct guna melancarkan proses diplomasi.
Laksamana Locklear mengingatkan bahwa sengketa yang terjadi di kawasan Laut Cina Selatan tidak mengganggu prinsip kebebasan berlayar di wilayah tersebut. Wilayah Asia Pasifik tambah Locklear, merupakan jalur pelayaran terpadat di dunia yang memiliki arti penting bagi perekonomian AS serta dunia.
Laksamana Locklear dalam kunjungannya ini juga memaparkan betapa pentingnya Asia Pasifik bagi kepentingan keamanan Amerika. AS menurut Locklear kini menggeser fokus kepentingan keamanannya ke Asia Pasifik. Itulah sebab menurutnya lebih dari setengah kekuatan militer laut AS kini ditugaskan beroperasi di kawasan yang terdiri dari beragam negara, termasuk Indonesia.
PACOM dibekali seperlima dari total kekuatan militer AS dan akan memimpin 60 persen dari armada Angkatan Laut Amerika. Saat ini, armada militer AS di Pasifik diperkuat oleh lima kapal induk dengan kekuatan pendukung, yaitu 180 kapal, 1.500 pesawat, dan 100.000 personel.
“Kembali saya sampaikan tidak akan mengatakan bagaimana posisi AS karena akan menjadi sebuah intervensi. Tapi ini harus diselesaikan dengan cara yang damai, dengan cara yang damai dan tidak akan memihak. Ini harus ada kompromi. Jangan sampai keputusan di lapangan justru memicu terjadinya konflik terbuka,”kata Samuel Locklear
Laksamana Locklear menambahkan pada masa Perang Dingin AS dan Uni Soviet memiliki prosedur yang digunakan saat berhadapan di lapangan. Prosedur tersebut membantu mencegah terjadinya eskalasi konflik walaupun saat itu kedua negara sedang saling bermusuhan. Hal itulah menurut Locklear pentingnya Code of Conduct guna melancarkan proses diplomasi.
Laksamana Locklear mengingatkan bahwa sengketa yang terjadi di kawasan Laut Cina Selatan tidak mengganggu prinsip kebebasan berlayar di wilayah tersebut. Wilayah Asia Pasifik tambah Locklear, merupakan jalur pelayaran terpadat di dunia yang memiliki arti penting bagi perekonomian AS serta dunia.
Laksamana Locklear dalam kunjungannya ini juga memaparkan betapa pentingnya Asia Pasifik bagi kepentingan keamanan Amerika. AS menurut Locklear kini menggeser fokus kepentingan keamanannya ke Asia Pasifik. Itulah sebab menurutnya lebih dari setengah kekuatan militer laut AS kini ditugaskan beroperasi di kawasan yang terdiri dari beragam negara, termasuk Indonesia.
PACOM dibekali seperlima dari total kekuatan militer AS dan akan memimpin 60 persen dari armada Angkatan Laut Amerika. Saat ini, armada militer AS di Pasifik diperkuat oleh lima kapal induk dengan kekuatan pendukung, yaitu 180 kapal, 1.500 pesawat, dan 100.000 personel.