Facebook pada Sabtu (17/7) membela diri dari tuduhan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahwa media sosial itu "membunuh orang-orang" dengan membiarkan misinformasi tentang vaksin virus corona merajalela.
"Data menunjukkan 85 persen pengguna Facebook di AS sudah atau mau divaksin untuk melawan COVID-19," kata Facebook dalam tulisan blog oleh Guy Rosen, wakil presiden perusahaan itu.
"Target Presiden Biden adalah 70 persen warga AS divaksin sebelum 4 Juli. Facebook bukan penyebab tidak tercapainya target itu."
Misinformasi terkait COVID-19 telah menyebar luas selama pandemi di berbagai situs media sosial termasuk Facebook, Twitter dan YouTube. Para periset dan anggota parlemen sejak dulu telah menuduh Facebook gagal mengawasi konten-konten berbahaya di platformnya.
"Mereka membunuh orang-orang ... Satu-satunya pandemi yang kita hadapi adalah di kalangan yang belum divaksin. Dan mereka (media sosial) membunuh orang-orang," kata Biden kepada para wartawan di Gedung Putih pada Jumat (16/7), ketika ditanya tentang misinformasi dan apa pesannya kepada platform-platform media sosial seperti Facebook.
Perusahaan itu telah memberlakukan peraturan untuk mencegah klaim-klaim palsu mengenai COVID-19 dan vaksin, dan mengatakan pihaknya menyediakan informasi yang dapat diandalkan mengenai isu-isu ini. [vm/ft]