AS Galang Tanggapan Terkoordinasi atas Serangan Gas di Suriah

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Heather Nauert, di Washington, 27 Februari 2018. (Foto: dok).

Sementara Amerika Serikat berkonsultasi dengan sekutu-sekutunya mengenai kemungkinan tanggapan militer terhadap dugaan serangan senjata kimia di Suriah, Rusia mengatakan, Rabu (11/4), agar semua pihak menahan diri untuk tidak mengambil tindakan yang dapat mengganggu kestabilan situasi yang rapuh di kawasan itu.

Rusia adalah sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad dan telah berjuang mendukung pemerintahannya dalam konflik sejak 2015. AS mendukung kelompok-kelompok pemberontak di Suriah dan menyalahkan pasukan Assad atas serangan di Ghouta timur, Sabtu lalu, yang menewaskan sedikitnya 40 orang.

Baik Suriah maupun Rusia membantah tuduhan itu. Hampir setahun lalu, AS melancarkan serangan 59 misil Tomahawk terhadap sebuah pangkalan udara Suriah sebagai pembalasan atas serangan senjata kimia yang terjadi pada waktu itu di Suriah.

"Kami sedang mengusahakan tanggapan terkoordinasi, apapun tanggapan itu,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Heather Nauert, Selasa (10/4), mengenai kemungkinan tindakan militer AS di Suriah.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memperingatkan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu akan menanggung akibat besar. Kemarin, Trump telah mengadakan pembicaraan dengan dua sejawatnya dari Inggris dan Perancis mengenai kemungkinan tanggapan atas serangan tersebut.

Baca juga: Pakar: Sarin Mungkin Digunakan Dalam Serangan Douma​

Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, keputusan akan dibuat dalam beberapa hari mendatang, dan bahwa serangan udara yang kemungkinan dilakukan akan menarget fasilitas-fasilitas kimia pemerintah Suriah.

Menlu Australia Julie Bishop, Rabu (11/4), menambahkan bahwa negaranya mendukung setiap tindakan yang terarah, diperhitungkan secara tepat dan selayaknya.

Trump menyalahkan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan para pendukungnya di Iran dan Rusia atas serangan di Ghouta timur itu. Sebuah organisasi pengawas senjata kimia dunia, Selasa (10/4), mengatakan, akan mengirim sebuah tim untuk menginvestigasi insiden itu. [ab/uh]