Pasukan AS, Rabu (18/1) larut malam melancarkan serangan udara terhadap 14 rudal Houthi di Yaman Barat, kata Komando Pusat AS (USCENTCOM).
Rudal-rudal itu sudah dimuat untuk ditembakkan dan merupakan “ancaman nyata terhadap kapal-kapal niaga dan kapal-kapal Angkatan Laut AS di kawasan tersebut,” kata pernyataan dari USCENTCOM.
“Tindakan oleh teroris Houthi dukungan Iran ini terus membahayakan para pelaut internasional dan mengganggu jalur pelayaran komersial di Laut Merah Selatan dan perairan Sekitarnya,” kata Jenderal Michael Erik Kurilla, komandan USCENTCOM.
“Kami akan terus mengambil tindakan untuk melindungi nyawa para pelaut tak bersalah dan kami akan terus melindungi rakyat kami,” ujarnya.
Serangan AS itu merupakan aksi langsung keempat, termasuk yang dilakukan bersama-sama dengan pasukan Inggris, terhadap lokasi-lokasi Houthi di Yaman sebagai tanggapan atas serangan dan ancaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Serangan itu berlangsung beberapa jam setelah serangan drone satu arah diluncurkan dari daerah yang dikuasai Houthi di Yaman menghantam M/V Genco Picardy, kapal berbendera Kepulauan Marshall yang dimiliki dan dioperasikan AS, di Teluk Aden.
Operator kapal tersebut melaporkan tidak ada korban cedera akibat serangan itu.
Seorang juru bicara Angkatan Laut India, Kamis (18/1) mengatakan sebuah kapal perusak India menanggapi panggilan darurat dari M/V Genco Picardy dan memberikan bantuan untuk 22 awak kapal, sembilan di antaranya warga negara India. Seorang pakar penjinak bom juga memeriksa daerah yang rusak dan menyatakan kapal itu aman untuk berlayar ke pelabuhan.
Houthi mengatakan mereka bertindak sebagai solidaritas terhadap warga Palestina di tengah-tengah perang Israel melawan militan Hamas di Gaza. Houthi juga telah melancarkan lebih dari 30 serangan di Lau Merah.
Perusahaan-perusahaan pelayaran besar telah menanggapi dengan mengalihkan jalur pelayaran ke rute yang lebih panjang dan lebih mahal mengitari Afrika. Jalur Laut Merah itu merupakan penghubung pelayaran penting antara Eropa dan Asia, dilalui sekitar 15 persen dari lalu lintas laut dunia.
Sekretaris Pers Pentagon Mayjen Pat Ryder mengatakan kepada para wartawan sebelumnya pada hari Rabu bahwa militer AS akan terus melakukan aksi militer untuk mencegah serangan Houthi lebih jauh.
“Mereka memanfaatkan situasi untuk melancarkan serangan terhadap kapal-kapal dari 50 negara lebih … dari seluruh dunia. Dan karena itu kami akan terus bekerja sama dengan mitra-mitra kami di kawasan untuk mencegah serangan-serangan itu atau menangkal serangan-serangan itu pada masa mendatang,” kata Ryder.
Serangan hari Rabu itu juga terjadi setelah AS kembali menempatkan Houthi ke dalam daftar kelompok teroris global.
Kelompok Houthi merebut ibu kota Yaman, Sanaa, pada tahun 2014, memaksa pemerintah yang diakui internasional mengasingkan diri dan mendorong koalisi yang dipimpin Arab Saudi dan didukung AS untuk melancarkan kampanye militer terhadap Houthi pada awal 2015.
Konflik di sana telah menewaskan lebih dari 150 ribu orang dan membuat Yaman mengalami salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. [uh/ab]