Amerika Serikat mengharapkan "perlucutan senjata skala besar" oleh Korea Utara dalam waktu dua setengah tahun, kata Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo hari Rabu, sehari setelah Presiden Donald Trump menandatangani perjanjian dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyerukan program senjata nuklir Pyongyang diakhiri.
Diplomat Amerika tertinggi itu, setelah memberi penjelasan kepada pejabat Korea Selatan di Seoul tentang KTT Trump- Kim di Singapura, mengatakan Amerika "sudah pasti" ingin tindakan Korea Utara yang dapat diverifikasi untuk denuklirisasi Semenanjung Korea pada akhir masa jabatan pertama Trump di Gedung Putih bulan Januari 2021.
"Saya ... yakin mereka mengerti bahwa akan ada verifikasi mendalam," kata Pompeo, dengan menambahkan bahwa pembicaraan Amerika lebih lanjut dengan Korea Utara tentang bagaimana dan kapan akan mengakhiri program nuklirnya akan dilanjutkan "kira-kira pada minggu depan."
Dia mengatakan Trump dan Kim mencapai pengertian yang tidak tertulis dalam dokumen yang mereka tandatangani.
"Tidak semua isi pembicaraan itu tercantum dalam dokumen terakhir," kata Pompeo. "Tetapi banyak bidang lain di mana ada pemahaman yang dicapai, yang tidak dapat kami tuangkan dalam tulisan, jadi itu berarti masih ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi banyak yang digarap di luar yang tertuang dalam dokumen akhir. Dari situlah nanti kami akan melanjutkan pembicaraan."
Pengritik di Amerika mengatakan dokumen itu tidak berisi rincian yang disepakati dan bahwa Trump telah memberi terlalu banyak konsesi kepada Kim, terutama bahwa Amerika Serikat mengakhiri latihan militernya dengan Korea Selatan, yang lama menjengkelkan bagi Korea Utara.
Trump kembali ke Washington, menyatakan di Twitter "Tidak ada lagi Ancaman Nuklir dari Korea Utara," meskipun dokumen yang ditandatanganinya dengan Kim tidak menyebut Pyongyang akan membongkar program senjata nuklirnya. [sp]