Presiden Barack Obama mengatakan Amerika bertekad bekerja sama dengan Sierra Leone, Liberia dan mitra internasionalnya lain untuk membantu menangani wabah Ebola yang telah menewaskan seribu lebih orang di Afrika Barat.
Gedung Putih mengatakan Obama menekankan tekadnya dalam percakapan telepon terpisah hari Kamis dengan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan Presiden Sierra Leon Ernest Bai Koroma.
Ia juga menyatakan belasungkawa bagi korban-korban meninggal akibat virus itu.
Sebelumnya hari Kamis, Amerika memerintahkan pemulangan sebagian anggota keluarga staf kedutaan besar Amerika di ibukota Sierra Leone, Freetown.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf mengatakan langkah itu diambil berdasarkan "pertimbangan kewaspadaan."
Ia mengatakan para pejabat medis menyatakan wabah Ebola mengakibatkan berkurangnya layanan rutin perawatan kesehatan di fasilitas-fasilitas medis utama.
Dalam perkembangan terbaru yang dirilis hari Rabu, WHO mengatakan 1.069 orang meninggal akibat Ebola tahun ini di Guinea, Liberia, Nigeria dan Sierra Leone. Jumlah penderita yang sudah didiagnosa di Afrika Barat kurang dari dua ribu orang.
Sebagian besar penderita dan korban meninggal terbaru terjadi di Liberia dan Sierra Leone.
Dalam perkembangan lain, sebuah maskapai penerbangan lagi menghentikan penerbangan ke Afrika karena berlanjutnya wabah Ebola.
Korean Air Lines mengatakan untuk sementara menghentikan penerbangan ke dan dari ibukota Kenya, Nairobi, untuk menghentikan penyebaran Ebola.
Belum ada kasus Ebola dilaporkan di Kenya, tetapi WHO mengklasifikasikan negara Afrika timur itu sebagai daerah berisiko tinggi bagi penyakit ini karena merupakan pusat transportasi udara yang utama.
Sebelumnya, British Airways dan maskapai Timur Tengah Emirates menghentikan penerbangan ke daerah Afrika Barat dalam menanggapi wabah Ebola.