AS Kaji Ulang Penggunaan Pesawat Tanpa Awak

  • Luis Ramirez

Warga Pakistan melakukan protes anti serangan pesawat tanpa awak (foto: dok). Banyaknya korban sipil akibat serangan pesawat tanpa awak telah meningkatkan sentimen anti AS.

Departemen Pertahanan Amerika mengatakan akan memindahkan armada pesawat tanpa awaknya dari Camp Lemonnier di Djibouti – satu-satunya pangkalan militer Amerika di Afrika.
Para pejabat Departemen Pertahanan Amerika mengatakan keputusan itu menyusul permintaan pemerintah Djibouti, yang menyampaikan keprihatinannya tentang keamanan setelah terjadi kecelakaan pesawat tanpa awak baru-baru ini.

Armada pesawat tak berawak milik Amerika berpangkalan di Camp Lemonnier, yang berlokasi di pinggir bandara internasional Djibouti. Pesawat-pesawat tanpa awak itu lepas landas dan mendarat di landas pacu sama yang digunakan oleh pesawat komersial, sehingga menimbulkan kekhawatiran oleh para pejabat pemerintah Djibouti.

Pesawat-pesawat tanpa awak itu kini beroperasi dari landasan terbang di sebuah lokasi terpencil, juga di Djibouti. Para pejabat Pentagon mengatakan mereka sama sekali tidak mengurangi operasi.

Keputusan memindahkan pesawat tanpa awak itu memperjelas berbagai penyesuaian yang dibuat oleh Pentagon dalam strategi pesawat tanpa awaknya, sambil meningkatkan ketergantungan pada pesawat tanpa awak untuk mengawasi kelompok-kelompok militan yang beroperasi di Afrika timur.

Kelompok-kelompok ini termasuk al-Shabab, yang menarik perhatian minggu ini karena serangan di sebuah pusat perbelanjaan di Kenya.

Menggunakan pesawat tanpa awak selama ini efektif bagi Amerika dalam perang melawan militan dan memungkinkan pasukan Amerika menyerang sasaran secara efisien dan murah dan mengumpulkan data intelijen tanpa mengirim tentara ke lokasi serangan.

Tetapi sebagian pengamat mengatakan penggunaan pesawat tanpa awak yang berkepanjangan telah merugikan Amerika dalam hal persepsi publik di negara-negara di mana pesawat-pesawat itu digunakan.

Audrey Kurth Cronin, Guru Besar Kebijakan Publik di George Mason University, mengatakan pesawat tak berawak lebih sering mengalami kecelakaan daripada pesawat berawak dan sangat berisiko digunakan di tempat-tempat di mana militer Amerika tidak menguasai kawasan udara setempat.

“Saya kira tidak ada orang yang tidak setuju dengan penggunaan pesawat tanpa awak di zona perang aktif untuk menjauhkan tentara kita dari bahaya. Tetapi masalahnya adalah pesawat tanpa awak telah digunakan secara luas di tempat-tempat yang bukan zona perang aktif dan di sinilah saya kira banyak yang perlu dikhawatirkan,” urai Cronin.

Satu kekhawatiran di kalangan pengecam adalah ketidakpopuleran pesawat tanpa awak Amerika di masyarakat di negara-negara di mana pesawat-pesawat itu beroperasi, yang bisa menyulut sentimen anti-Amerika dan malahan memperkuat kelompok-kelompok militan.