Gedung Putih pada Senin (3/10) mengecam tindakan keras Iran terhadap protes-protes terkait kematian seorang perempuan dalam tahanan polisi. Mahsa Amini, 22 tahun, ditangkap oleh polisi moral karena tidak menutupi rambutnya dengan jilbab.
"Kami khawatir dan terkejut dengan laporan pihak berwenang yang merespons protes-protes damai mahasiswa dengan kekerasan dan penangkapan massal," kata juru bicara pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada para wartawan yang melakukan perjalanan dengan Presiden Joe Biden ke Puerto Rico, wilayah AS yang dihantam Badai Fiona bulan lalu.
Jean-Pierre mengatakan para mahasiswa di Iran "sangat marah" akan kematian Amini. Ditambahkannya, penangkapan para demonstran itu adalah peristiwa yang bisa mendorong para pemuda Iran meninggalkan negara itu "dan mencari martabat dan peluang di tempat lain."
BACA JUGA: Pemimpin Agung Iran Bicara Soal Protes, Salahkan ASPemimpin spiritual Iran Ayatollah Ami Khamenei mengatakan protes-protes besar pasca kematian Amini bukanlah aksi "rakyat jelata" Iran. Ia menuduh AS dan Israel merencanakan unjuk rasa tersebut.
Protes-protes yang memasuki minggu ketiga direspons dengan tindakan keras polisi dan pasukan keamanan. Menurut data pemeritah yang dikumpulkan oleh Associated Press, terdapat sedikitnya 14 korban tewas dan 1.500 orang ditangkap. Namun kelompok-kelompok HAM mengatakan sedikitnya 130 tewas dan ribuan ditangkap. [vm/em]