Amerika Serikat mengecam pemboman sebuah rumah sakit di Aleppo, Suriah Utara, yang menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk anak-anak. Rumah sakit itu didirikan dengan dukungan Doctors without Borders, organisasi amal medis yang berbasis di Paris.
Sekitar 200 orang tewas di Aleppo dalam tujuh hari terakhir setelah pasukan pemerintah, yang didukung Rusia, berusaha merebut kembali kawasan-kawasan yang dikuasai pemberontak. PBB menyebut pertempuran baru di Suriah perkembangan yang memburuk dan menimbulkan bencana.
Serangkaian serangan udara maut di kawasan-kawasan yang dikuasai pemberontak mengisyaratkan hampir runtuhnya gencatan senjata yang ditengahi masyarakat internasional yang dicapai akhir Februari lalu.
"Lima pekerja berhelm putih tewas, satu-satunya dokter anak yang tersisa di Aleppo timur tewas, rumah-rumah sakit dibom. Pada dasarnya yang kami saksikan adalah sementara rakyat bergelimang darah, para pekerja kesehatan tidak dapat melakukan tugas mereka, karena mereka tidak dapat bekerja dan karena mereka diserang," kata Jan Egland, penasihat khusus utusan khusus PBB bagi Suriah.
Amerika Serikat menyebut serangan terhadap rumah sakit di Aleppo tidak dapat dibenarkan sama sekali.
"Rincian dan situasi yang mengarah ke terjadinya serangan itu masih dalam penyelidikan, namun pastinya menunjukkan ciri-ciri serangan yang pernah dilakukan oleh rezim Suriah pada masa lalu terhadap fasilitas-fasilitas pengobatan, dan, terus terang, terhadap para petugas pertolongan.Jadi, sekali lagi, kami menyerukan agar rezim Suriah menghentikan serangan-serangan yang sama sekali tidak masuk akal ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika John Kirby.
Amerika Serikat mendesak Rusia menggunakan pengaruhnya untuk menekan Presiden Bashar al-Assad untuk menghentikan serangan-serangan itu. Namun John McCain, senator Arizona dari Partai Republik, mengatakan, Moskow justru memanfaatkan Suriah untuk menguji militernya yang telah dimodernisasi.
"Meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji akan menarik pasukannya dari Suriah, pasukan Suriah yang didukung Rusia tampak siap merebut kembali Aleppo. Sementara itu, kekuatan militer Rusia yang canggih tetap bertahan di Suriah, meningkatkan kemampuan Putin untuk memproyeksikan kekuatan di luar wilayah itu," kata McCain.
Rusia membantah terlibat dalam pemboman rumah sakit di Aleppo, dan menyatakan bahwa sebuah pesawat dari koalisi internasional yang justru menjatuhkan bom-bom sehingga mengenai rumah sakit itu. Serangan udara koalisi menarget kelompok teroris ISIS yang memanfaatkan perang untuk menguasai wilayah Suriah dalam usaha mereka mendirikan sebuah negara Islam. [ab/lt]