Amerika Serikat telah mengecam rekor HAM Mesir pada permulaan sidang PBB yang meninjau kinerja negara itu untuk pertama kalinya sejak tergulingnya diktator yang memerintah lama, Hosni Mubarak, pada tahun 2011.
Duta Besar AS Keith Harper menyampaikan kepada Dewan HAM PBB yang berkedudukan di Jenewa, hari Rabu (5/11), bahwa Washington amat prihatin tentang pembatasan kebebasan berbicara di Mesir, tidak adanya proses peradilan yang adil dan penggunaan kekerasan yang berlebihan terhadap para demonstran damai.
Komentar Harper itu serupa dengan tanggapan dari negara-negara lain seperti Inggris, Swedia, Turki dan Uruguay.
Kecaman tersebut dikeluarkan sebagai tanggapan terhadap pernyataan lantang Menteri Kehakiman Sementara Mesir, Ibrahim el-Heneidy, yang menyebutkan bahwa konstitusi baru Mesir merupakan "sebuah kemenangan sesungguhnya bagi HAM dan kebebasan" dan bahwa pemerintah Mesir berkomitmen menegakkan persetujuan-persetujuan internasional yang telah ditandatanganinya.