Pemerintah AS mengatakan Kamis (12/12), mereka mengejar belasan perusahaan dan individu yang menghindari sanksi internasional terhadap Iran.
Amerika telah menarget belasan perusahaan dan perorangan yang melanggar sanksi-sanksi internasional terhadap Iran karena menyediakan bantuan bagi program nuklir negara itu.
Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri Amerika hari Kamis (12/12) mengumumkan mereka membekukan aset dan melarang transaksi oleh sejumlah perusahaan yang mereka sebut terlibat melipatgandakan bahan yang dipakai untuk membuat senjata pemusnah masal dan berusaha menghindari sanksi-sanksi atas Iran.
Para pejabat Amerika mengatakan target-target baru itu mencakup perusahaan pelayaran dan perorangan yang berbasis di Singapura, Filipina dan Ukraina. Mereka adalah Mid Oil Asia, Singa Tankers, Siqiriya Maritime, Ferland Company Limited dan Vitaly Sokolenko.
Amerika juga menyebut lima perusahaan Iran yang disebut terlibat secara langsung dalam berbagai aktivitas sehingga Iran mampu memperkaya uranium. Beberapa lembaga lainnya yang terkait dengan program misil balistik Iran juga ditindak oleh Amerika.
Langkah ini diambil sementara sejumlah anggota Kongres Amerika mendesak agar diberlakukan sanksi lebih banyak atas Iran. Tetapi pemerintahan Presiden Barack Obama sejauh ini meminta mereka agar menunda sanksi baru karena hal itu dapat merugikan negosiasi saat ini dengan Iran.
David Cohen, Wakil Menteri Keuangan Amerika urusan terorisme dan intelijen keuangan, mengatakan langkah hari Kamis itu memasukkan perusahaan dan perorangan tersebut dalam daftar sanksi yang sudah dikeluarkan sebelumnya.
Ia mengatakan ini menunjukkan bahwa perjanjian Jenewa baru-baru ini “tidak dan tidak akan mempengaruhi upaya kami untuk membongkar dan mengganggu pihak yang mendukung program nuklir Iran atau berusaha menghindari pemberlakuan sanksi.”
Ini adalah langkah hukum pertama yang diambil sejak Amerika dan sejumlah negara berpengaruh lainnya mencapai perjanjian awal dengan Iran di Jenewa bulan lalu.
Cohen, beserta wakil menteri luar negeri Amerika urusan politik Wendy Sherman, hari Kamis dijadwalkan menghadiri sidang dengar keterangan di Senat mengenai perjanjian Jenewa itu.
Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri Amerika hari Kamis (12/12) mengumumkan mereka membekukan aset dan melarang transaksi oleh sejumlah perusahaan yang mereka sebut terlibat melipatgandakan bahan yang dipakai untuk membuat senjata pemusnah masal dan berusaha menghindari sanksi-sanksi atas Iran.
Para pejabat Amerika mengatakan target-target baru itu mencakup perusahaan pelayaran dan perorangan yang berbasis di Singapura, Filipina dan Ukraina. Mereka adalah Mid Oil Asia, Singa Tankers, Siqiriya Maritime, Ferland Company Limited dan Vitaly Sokolenko.
Amerika juga menyebut lima perusahaan Iran yang disebut terlibat secara langsung dalam berbagai aktivitas sehingga Iran mampu memperkaya uranium. Beberapa lembaga lainnya yang terkait dengan program misil balistik Iran juga ditindak oleh Amerika.
Langkah ini diambil sementara sejumlah anggota Kongres Amerika mendesak agar diberlakukan sanksi lebih banyak atas Iran. Tetapi pemerintahan Presiden Barack Obama sejauh ini meminta mereka agar menunda sanksi baru karena hal itu dapat merugikan negosiasi saat ini dengan Iran.
David Cohen, Wakil Menteri Keuangan Amerika urusan terorisme dan intelijen keuangan, mengatakan langkah hari Kamis itu memasukkan perusahaan dan perorangan tersebut dalam daftar sanksi yang sudah dikeluarkan sebelumnya.
Ia mengatakan ini menunjukkan bahwa perjanjian Jenewa baru-baru ini “tidak dan tidak akan mempengaruhi upaya kami untuk membongkar dan mengganggu pihak yang mendukung program nuklir Iran atau berusaha menghindari pemberlakuan sanksi.”
Ini adalah langkah hukum pertama yang diambil sejak Amerika dan sejumlah negara berpengaruh lainnya mencapai perjanjian awal dengan Iran di Jenewa bulan lalu.
Cohen, beserta wakil menteri luar negeri Amerika urusan politik Wendy Sherman, hari Kamis dijadwalkan menghadiri sidang dengar keterangan di Senat mengenai perjanjian Jenewa itu.