Amerika Serikat mengumumkan pada Rabu (17/1), bahwa mereka akan kembali menempatkan pemberontak Houthi yang didukung Iran, dalam daftar entitas teroris, terkait dengan serangan mereka yang terus berulang terhadap pelayaran internasional di Laut Merah.
Kelompok Houthis telah menghadapi sejumlah serangan udara sebagai respon atas serangan mereka terhadap kapal-kapal dagang. Mereka juga bersumpah setelah penggolongan kembali sebagai kelompok teroris ini, bahwa mereka akan melanjutkan serangan yang mereka sebut sebagai dukungan bagi rakyat Palestina di Gaza, di mana Israel bertempur melawan kelompok militan Hamas.
“Kementerian Luar Negeri hari ini mengumumkan penunjukan bagi Ansarallah, yang sering disebut dengan Houthi, sebagai kelompok teroris global dengan penunjukan khusus, dan akan efektif mulai dari 30 hari dari sekarang,” kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.
“Kelompok Houthi harus bertanggung jawab untuk tindakan mereka, tetapi tidak akan mengorbankan warga sipil Yaman,” katanya.
BACA JUGA: Pemberontak Houthi Tembakkan Rudal ke Kapal Milik AS di Lepas Pantai Yaman“Selama penundaan penerapan 30 hari, pemerintah AS akan melakukan pendekatan ke para pemangku kepentingan, penyedia bantuan, dan mitra yang sangat penting untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan dan impor komersial komoditas penting di Yaman,” tambah Blinken.
Sementara itu, kelompok Houthi pada Rabu menyatakan bahwa mereka tidak akan menghentikan serangannya. “Kami tidak akan berhenti menarget kapal-kapal Israel, atau kapal yang menuju ke wilayah yang diduduki di Palestina, sebagai dukungan terhadap rakyat Palestina,” kata juru bicara kelompok ini, Mohammed Abdelsalam kepada TV Al Jazeera. Dia menambahkan bahwa mereka akan merespon serangan terakhir terhadap Yaman oleh AS dan Inggris.
Pada 2021, pemerintahan Presiden Joe Biden membatalkan penunjukan yang dilakukan pendahulunya, Donald Trump di akhir masa jabatannya, yang menyebut Houthi sebagai organisasi teroris sekaligus ditunjuk sebagai kelompok teroris global.
Pembatalan ini dilakukan sebagai respon atas kekhawatiran kelompok bantuan bahwa mereka mereka akan ditarik keluar dari Yaman, karena dianggap berurusan dengan pemberontak, yang secara efektif memerintah di sejumlah wilayah, termasuk di ibukota Sanaa. [ns/jm]