Sedikitnya 20 orang tewas dan 150 lainnya cedera akibat serangan Israel terhadap kerumunan orang yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di Kota Gaza, menurut para pejabat kesehatan Gaza. Israel mengatakan sedang menyelidiki laporan tersebut.
Sementara itu, pasukan Israel melanjutkan gerak maju mereka di Khan Younis. Ribuan warga Gaza melarikan diri dari kota itu. Mereka sulit mencari tempat yang aman. Menurut PBB, 13 orang tewas dan puluhan cedera hari Rabu, setelah tembakan tank Israel menghantam sebuah fasilitas yang menampung 43 ribu pengungsi Palestina.
Di Angola, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyerukan agar fasilitas-fasilitas semacam itu dilindungi.
“Kami telah tegaskan lagi hal ini pada pemerintah Israel, dan menurut pemahaman saya, mereka, karena ini perlu dan pantas, sedang menyelidiki insiden ini," katanya.
Israel menduga bangunan yang menampung para pengungsi itu dihantam oleh roket Hamas.
Sementara itu, PM Israel Benjamin Netanyahu melanjutkan rencana untuk mendirikan zona penyangga di sepanjang perbatasan dengan Gaza yang menurutnya akan melindungi komunitas Israel dari serangan Hamas.
“Hamas datang untuk memusnahkan kami; kami akan memusnahkan mereka. Kami akan memperdalam akar kami di negara kami, kami akan menyingkirkan musuh-musuh kami. Kami akan berada di sini, dan mereka tidak akan berada di sana," kata Netanyahu.
BACA JUGA: PBB Serukan Perlindungan Warga Sipil di Gaza Setelah Serangan Maut di Pusat Pelatihan PBBAS tidak mendukung zona penyangga yang akan mencakup wilayah Palestina. Rencana itu dapat memperlebar keretakan antara Israel dan pendukungnya yang paling setia itu.
Robert Blecher, adalah direktur program Future of Conflict di International Crisis Group.
“Tingkat frustrasi di DC meningkat. Dan penyebabnya antara lain karena PM Israel Netanyahu secara terbuka; secara khusus menolak permintaan yang telah diajukan AS. Saya yakin Washington merasa tidak enak memberikan dukungan yang hampir-hampir tak terbatas, dukungan tanpa syarat, untuk apa yang dilakukan Israel dan membiarkan perdana menteri negara itu praktis meludahi wajah Anda," ujarnya.
Your browser doesn’t support HTML5
Israel telah menolak desakan Washington mengenai pembentukan negara Palestina setelah perang berakhir. Ini memicu peringatan dari Sekjen PBB Antonio Guterres.
“Penolakan ini dan pengingkaran hak untuk tetap adil kepada rakyat Palestina akan memperpanjang tanpa batas konflik yang telah menjadi ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan global," tuturnya.
Dalam bulan-bulan yang banyak menimbulkan korban dalam konflik yang telah berlangsung puluhan tahun itu, Palestina memperkirakan hampir 26 ribu orang tewas akibat kampanye militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober, ketika Hamas menyerang berbagai target di Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang lainnya. [uh/ab]