AS: Korut Bersedia Bahas Denuklirisasi dengan Amerika

Seorang pria menyaksikan penayangan berita di layar televisi stasiun Seoul, Korea Selatan, 27 Maret 2018, yang menampilkan berita terkait Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Pemimpin Korea Selatan Kim Jong-un (kanan). (Foto: dok).

Korea Utara bersedia berbicara dengan Amerika Serikat mengenai denuklirisasi kata seorang pejabat tinggi Amerika, Minggu (8/4).

Ini adalah tanda nyata pertama bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un masih bersedia bertemu dengan Presiden Donald Trump sejak Korea Utara mengusulkan pertama kalinya pertemuan puncak bulan lalu.

Trump telah mengatakan ia ingin bertemu dengan Kim sebelum akhir Mei. Keterangan lebih lanjut mengenai pembicaraan itu masih tidak jelas, termasuk agenda dan tempat pertemuan.

Harry Kazianis, Direktur Pengkajian Pertahanan, Pusat Kepentingan Nasional (CFTNI), Washington (Foto: dok).

Tetapi para pejabat Amerika telah mengatakan sudah ada komunikasi rahasia antara Washington dan Pyongyang. Trump tetap menyerukan pelucutan nuklir di semenanjung Korea.

Baca juga: AS: 'Tekanan Maksimum' Paksa Kim Jong Un Keluar dari Isolasi

Pada waktu lalu, Korea Utara berjanji membekukan program nuklirnya sebagai imbalan bantuan pangan dan pelonggaran sanksi ekonomi. Janji tersebut kemudian dilanggar.

Harry Kazianis, direktur pengkajian pertahanan di Pusat Kepentingan Nasional (The Center for the National Interest) di Washington mengatakan, Korea Utara akan mengajukan suatu tuntutan hanya untuk kesediaannya melakukan pembicaraan, dan bahwa tuntutannya sebagai imbalan kesediaan untuk menghentikan program senjata nuklirnya “akan sangat tinggi.”

“Mereka mungkin akan meminta ratusan miliar dolar bantuan ekonomi,” kata Kazianis kepada VOA. “Mereka bisa saja meminta penarikan pasukan Amerika dari semenanjung Korea. Mereka bahkan dapat meminta misalnya Korea Selatan harus melenyapkan semua teknologi nuklir dan reaktor nuklirnya,” kata pakar kepentingan nasional itu. [gp]