AS Mulai Vaksinasi Pasukannya di Korsel

Seorang apoteker mengisi jarum suntik dengan vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 di Indiana University Health, Methodist Hospital di Indianapolis, Indiana, AS, 16 Desember 2020. (Foto: REUTERS/Bryan Woolston)

Amerika Serikat telah mulai memvaksinasi pasukannya di Korea Selatan, sementara sekutu Asianya itu melaporkan jumlah kematian tertinggi harian akibat Covid-19 di tengah meningkatnya kasus di negara itu.

Pasukan Amerika Serikat Korea (USFK) mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka mulai memvaksinasi para pekerja kesehatan militer dan sipil, petugas pertolongan pertama, dan tim komando USFK, dengan vaksin Moderna, Selasa (29/12).

Di antara mereka yang menerima vaksinasi adalah Jenderal Robert B. Abrams, komandan dari 28.500 tentara Amerika di Korea Selatan.

Pernyataan USFK menyebutkan bahwa program vaksinasi itu sepenuhnya sukarela dan tidak wajib. Abrams mengatakan, “Saya sangat menganjurkan semua individu yang memenuhi syarat untuk menerima vaksin.''

Pernyataan USFK mengatakan lebih banyak vaksin dari Moderna, dan kemungkinan lainnya dengan persetujuan FDA, akan dikirim ke USFK.

BACA JUGA: AS Siap Luncurkan Lebih Banyak lagi Vaksin Covid-19

Abrams juga mengatakan, pengerahan pasukan AS di Korea Selatan adalah untuk mencegah potensi agresi dari Korea Utara. Menurutnya, vaksin Covid-19 “adalah alat lain yang akan membantu USFK menjaga pertahanan gabungan yang kuat.”

Pemerintah Korea Selatan menghadapi banyak kecaman dari dalam negeri karena terlalu lambat dalam merencanakan pengadaan vaksin. Pemerintah, Selasa (29/12), mengatakan akan mengadakan vaksin untuk 56 juta orang, jumlah yang cukup untuk 51 juta orang penduduk di negara itu. Para pejabat merencanakan mereka akan mulai memvaksinasi masyarakat umum Korea Selatan Februari mendatang.

Sebelumnya Selasa (29/12), Korea Selatan mengatakan 40 lebih pasien virus itu meninggal dalam 24 jam terakhir, jumlah kematian harian terkait virus korona terbesar di negara itu sejak pandemi dimulai. Korea Selatan juga mencatat 1.046 kasus infeksi baru, sehingga jumlah total kasus menjadi 58.725 dengan 859 kematian.

Empat puluh kematian adalah jumlah harian tertinggi di negara itu. Para pejabat mengatakan 28 dari 40 kematian itu dilaporkan terjadi di panti wreda dan fasilitas perawatan serupa yang menampung lansia atau orang-orang yang rentan terkena gangguan kesehatan. [ab/uh]