AS dan PBB menyambut deklarasi anggota parlemen Libya dalam mendukung pemerintah persatuan yang diusulkan, tetapi menyatakan keprihatinan terkait laporan intimidasi terhadap anggota parlemen oleh orang-orang yang menentang kesepakatan itu.
Mayoritas anggota parlemen yang diakui secara internasional di Tobruk menandatangani pernyataan itu hari Selasa (23/2) dan mengatakan mereka setuju dengan serangkaian rencana terbaru untuk mendirikan pemerintah persatuan dengan saingan yang berbasis di Tripoli. Tapi pemungutan suara mengenai usulan itu tidak diadakan karena mereka merasa terancam.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu Amerika Serikat sangat mendukung "orang-orang Libya yang berani ini sementara mereka bergerak maju dengan Pemerintah Persatuan Nasional."
Dalam kesaksiannya di depan Kongres, Kerry menyoroti urgensi krisis politik Libya, yang telah berlangsung sejak penggulingan mantan pemimpin Moammar Gaddafi.
"Jika mereka tidak bisa menyatukan diri, ya Libya akan menjadi negara yang gagal," kata Kerry. [as]