AS Pertimbangkan Pembatasan Penjualan Minyak Venezuela

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson, kanan, berdampingan dengan Menteri Luar Negeri Argentina Jorge Faurie di dalam Istana Kementerian Luar Negeri San Martin, di Buenos Aires, Argentina, Minggu, 4 Februari 2018).

Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson, Minggu (4/2), mengatakan Amerika sedang mempertimbangkan pembatasan penjualan minyak dari Venezuela.

Di Ibu Kota Argentina, Tillerson mengatakan Amerika menginginkan “pemilu yang bebas, adil dan bisa diverifikasi” di Venezuela, dan ingin memberlakukan tekanan untuk mengakhiri krisis di negara Amerika Selatan itu. Pemerintah di sana menghadapi kecaman luas atas keputusannya mempercepat pemilihan presiden dalam kondisi yang menurut kelompok oposisi sangat berpihak pada Presiden Nicolas Maduro.

Namun Tillerson juga mengatakan ia ingin menemukan cara untuk mengurangi dampak negatif sanksi-sanksi yang mungkin diberlakukan, terhadap perusahaan-perusahaan minyak Amerika, Venezuela dan negara-negara lain yang di kawasan yang tergantung pada minyak Venezuela.

“Situasi di Venezuela menjadi sangat buruk, jadi salah satu aspek untuk mempertimbangkan pemberlakuan sanksi minyak ini adalah dampaknya pada warga Venezuela, dan apakah ini merupakan langkah yang bisa mengakhiri krisis secara lebih cepat,” ujar Tillerson. “Tidak melakukan apapun untuk mengakhiri ini semua juga berarti membiarkan warga Venezuela lebih lama menderita,” kata Tillerson menambahkan.

Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia dan merupakan pemasok minyak mentah ketiga terbesar ke Amerika. Industri minyak Amerika mengatakan larangan impor minyak dari Venezuela akan merugikan lapangan pekerjaan di Amerika dan menaikkan harga BBM. [em/ii]