AS Pertimbangkan Tawaran Baru dalam Perundingan Nuklir Iran

Menlu AS John Kerry (tengah), Utusan Uni Eropa Catherine Ashton (kanan) dan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif dalam pertemuan di New York (25/9).

Iran menegaskan hanya akan menggunakan teknologi nuklir untuk membuat reaktor bahan bakar dan tujuan damai lainnya, serta mendesak agar diizinkan menjalankan sedikitnya 9.400 mesin yang sekarang sudah ada.

Amerika Serikat tengah mempertimbangkan akan memperlunak tuntutannya yang sekarang, agar Iran mengabaikan program pengayaan uraniumnya. Sebagai gantinya, sebuah proposal baru, akan mengizinkan negara itu melaksanakan hampir separuh dari proyeknya berjalan tanpa gangguan, sementara memberlakukan pembatasan-pembatasan lain terhadap kemungkinan pengembangan senjata nuklir.

Inisiatif yang diajukan hari Kamis (25/9) itu, diangkat setelah berlangsung perundingan nuklir berbulan-bulan antara Iran dan enam negara kuat. Perundingan tadi gagal memperkecil perbedaan pendapat tentang ukuran dan kapasitas program pengayaan uranium Iran di masa depan.

Iran bersiteguh tidak menginginkan senjata nuklir, tetapi negara-negara Barat hanya bersedia mencabut sanksi-sanksi berkaitan nuklir jika Teheran mengurangi kegiatan pengayaan uranium dan aktivitas-aktivitas lain.

Iran menegaskan hanya akan menggunakan teknologi nuklir untuk membuat reaktor bahan bakar dan tujuan damai lainnya, serta mendesak agar diizinkan menjalankan sedikitnya 9.400 mesin yang sekarang sudah ada.