AS Puji Langkah Rekonsiliasi Sri Lanka

Dua pejabat Deplu AS, Tom Malinowski (kiri) dan Nisha Biswal berbicara kepada media di Kolombo, Sri Lanka, Selasa (12/7). AS memuji langkah-langkah rekonsiliasi di negara itu.

Seorang utusan Amerika hari Selasa memuji langkah-langkah Sri Lanka untuk mewujudkan rekonsiliasi antara pihak yang terlibat perang saudara panjang yang berakhir tujuh tahun lalu.

Dalam kunjungan ke Kolombo dengan pejabat lain Amerika hari Selasa (12/7), asisten Menteri Luar Negeri Amerika Tom Malinowski mengatakan sejauh ini mereka melihat “Sri Lanka mengambil langkah-langkah maju yang nyata dalam reformasi bidang demokratisasi dan rekonsiliasi" dalam beberapa bulan terakhir.

Di antara langkah-langkah yang dikutip adalah rancangan undang-undang untuk mendirikan kantor penanganan orang hilang, meratifikasi konvensi tentang penghilangan dan pelepasan tanah yang dikuasai militer, serta tindakan-tindakan yang termasuk dalam resolusi yang disponsor bersama oleh Sri Lanka dan Amerika dalam pertemuan dewan HAM PBB tahun lalu.

Malinowski mengatakan mereka memuji Sri Lanka karena bekerja sama erat dengan PBB dan Dewan HAM PBB. Ia menyampaikan itu setelah bertemu Menteri Luar Negeri Mangala Samaraweera di Kolombo. Malinowski mengunjungi Sri Lanka bersama Asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Asia Selatan dan Asia Tengah Nisha Biswal.

Perang saudara Sri Lanka berakhir tahun 2009 setelah pasukan pemerintah mengalahkan pemberontak Macan Tamil, yang memperjuangkan negara terpisah bagi minoritas etnis Tamil.

Menurut perkiraan PBB, sampai 100 ribu orang tewas dalam perang 26 tahun itu, tetapi jumlah yang tewas dikhawatirkan jauh lebih banyak, termasuk sampai 40 ribu warga sipil dalam beberapa bulan terakhir pertempuran.

Sri Lanka dikecam karena tidak mampu menyelidiki secara layak tuduhan bahwa kedua pihak melakukan pelanggaran HAM dalam fase akhir perang itu.

Amerika berada di garis terdepan dalam menuntut penyelidikan atas tuduhan itu, dan hubungan kedua negara tegang karena mantan presiden Mahinda Rajapaksa enggan menyelidiki laporan mengenai ribuan warga sipil yang tewas dalam bulan-bulan terakhir perang.

Tetapi hubungan bilateral membaik sejak Presiden Maithripala Sirisena menjabat tahun lalu. [ka/ds]