AS hari Minggu (28/7) menyalahkan kelompok Hizbullah yang berbasis di Lebanon atas serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Serangan itu menewaskan 12 anak-anak dan remaja di lapangan sepak bola dan juga meningkatkan ancaman perang yang lebih luas di Timur Tengah.
Israel juga menyalahkan Hizbullah dan mengatakan akan membalas dengan kuat kelompok dukungan Iran itu setelah serangan hari Sabtu, tetapi Hizbullah membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Serangan itu menimbulkan kekhawatiran mengenai konflik yang meluas di kawasan di mana ketegangan meningkat karena perang Israel di Gaza. Konflik itu, yang dimulai lebih dari sembilan bulan silam, telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan besar-besaran di seluruh wilayah kantong sempit di daerah pesisir itu.
“Serangan ini dilakukan oleh Hizbullah Lebanon. Itu roket mereka, dan diluncurkan dari daerah yang mereka kontrol,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan hari Minggu. Gedung Putih menambahkan bahwa Washington telah berdiskusi dengan para pejabat Israel dan Lebanon sejak serangan pada hari Sabtu, yang dikecam dan disebutnya sebagai “mengerikan.”
BACA JUGA: Roket Hizbullah Tewaskan 12 Orang di Lapangan Sepak Bola, Israel Bertekad Balas DendamMenteri Luar Negeri AS Antony Blinken hari Minggu mengatakan ia tidak ingin melihat konflik yang meruncing di perbatasan utara Israel dan menegaskan kembali dukungan AS untuk Israel.
“Saya menekankan hak (Israel) untuk membela rakyatnya dan tekad kami untuk memastikan mereka dapat melakukan itu,” kata Blinken dalam konferensi pers di Tokyo. “Tetapi kami juga tidak ingin melihat konflik meruncing. Kami tidak ingin melihat konflik meluas.”
Gedung Putih mengatakan Washington sedang mengupayakan solusi diplomatik untuk mengakhiri serangan-serangan di perbatasan Israel-Lebanon.
Blinken mengatakan ia bersedih atas jatuhnya korban jiwa dan menambahkan bahwa mencapai kesepakatan gencatan senjata dalam perang di Gaza dapat membantu menenangkan situasi di perbatasan Israel dengan Lebanon.
“Penting sekali bagi kita untuk membantu memadamkan konflik, bukan hanya mencegah eskalasinya, mencegahnya meluas, tetapi juga memadamkannya karena ada begitu banyak orang di kedua negara, di Israel dan Lebanon, yang telah mengungsi dari rumah mereka,” kata Blinken.
AS, Qatar dan Mesir telah berupaya memediasi konflik itu. Tetapi Israel dan kelompok Islamis Palestina Hamas, yang menguasai Gaza, belum mencapai gencatan senjata permanen di Gaza.
Pemimpin fraksi mayoritas di Senat AS Chuck Schumer pada hari Minggu menggaungkan pernyataan Blinken. “Israel memiliki hak untuk membela diri dari Hizbullah seperti apa yang mereka lakukan terhadap Hamas,” kata Schumer kepada CBS News dalam sebuah wawancara.
“Saya pikir tidak seorang pun menginginkan perang meluas. Jadi saya berharap ada langkah-langkah deeskalasi,” lanjutnya. [uh/ab]