Amerika mengatakan pihaknya telah menerima undangan Burma untuk mengirim dua pengamat pemilu dan tiga wartawan guna memantau dan melaporkan mengenai pemilu mendatang di negara Asia Tenggara itu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Victoria Nuland berbicara hari Rabu, memuji undangan tersebut dengan menyebutnya suatu “langkah pertama” oleh pemerintah baru Burma selagi negara itu berupaya memulihkan hubungan dengan Barat.
Hubungan tersebut menjadi sangat tegang selama pemerintahan militer Burma berpuluh-puluh tahun. Victoria Nuland mengatakan Washington akan berkonsultasi dengan sejumlah negara pengamat lainnya – termasuk ASEAN – menjelang pemilu tanggal 1 April nanti.
Jawaban Amerika itu disampaikan beberapa jam setelah Jaringan Asia Bagi Pemilu Bebas (ANFREL) yang bermarkas di Thailand memberitahu VOA bahwa koordinatornya – Somsri Hananuntasuk diberitahu untuk membenahi barang-barangnya dan meninggalkan Burma hari Selasa. Ia diberitahu supaya mengajukan ulang permohonan untuk mendapatkan visa yang seharusnya dan bukan visa turis yang digunakannya untuk masuk ke Burma pekan lalu.
Somsri Hananuntasuk berupaya membujuk para panitia pemilu untuk memperbolehkan LSM-nya ikut memonitor pemilu mendatang.