AS Sebut Tragedi Tiananmen 1989 “Pembantaian”

Seorang pria China tampak sendiri berupaya menahan barisan tank yang menuju ke arah timur di Alun-alun Tiananmen, awal Juni 1989.

Amerika Serikat menyebut tindakan pemerintah China membungkam demonstrasi damai di dan sekitar Alun-Alun Tienanmen dengan kekerasan pada 4 Juni 1989, sebagai pembantaian.

“Amerika menyerukan, dan akan terus menyerukan, seperti juga masyarakat internasional, meminta pertanggungjawaban publik atas mereka yang tewas, ditangkap, dan hilang,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus kepada VOA pada Kamis (30/4) dalam konferensi pers.

“Kami ingin mereka yang dipenjara karena memperjuangkan kenangan Alun-Alun Tienanmen tetap hidup dan penghentian ancaman terhadap pengunjuk rasa dan keluarga mereka,” kata Ortagus menambahkan.

Tiga puluh tahun yang lalu, protes pro-demokrasi yang dipimpin mahasiswa dipusatkan di Alun-Alun Tienanmen. Para pengunjuk rasa memprotes korupsi di kalangan elit. Pemrotes juga menyerukan reformasi politik, serta masyarakat yang lebih adil dan terbuka.

Kelompok HAM memperkirakan ratusan hingga ribuan orang tewas ketika tank-tank dikerahkan ke Alun-Alun Tienanmen untuk membubarkan demonstran. [jm]