Pasukan AS telah meninggalkan Lapangan Udara Bagram, pangkalan utama Amerika di Afghanistan, dan menyerahkan kontrolnya kepada Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan (ANDSF), kata seorang pejabat pertahanan AS kepada VOA.
Selama hampir dua dekade, pangkalan yang terletak 60 kilometer di sebelah utara Kabul itu menjadi pusat perjuangan AS dalam menyingkirkan pasukan Taliban dari kekuasaan dan memburu teroris al-Qaida yang bertanggung jawab atas pembunuhan ribuan orang Amerika pada 11 September 2001.
Seorang juru bicara kementerian pertahanan Afghanistan, Jumat (2/7), mengukuhkan penarikan semua pasukan asing dari Bagram.
“Semua pasukan koalisi dan Amerika telah meninggalkan Pangkalan Udara Bagram tadi malam. Pangkalan diserahkan kepada ANDSF,” cuit Fawan Aman. Ia mengatakan Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan akan melindungi pangkalan dan menggunakannya untuk memerangi terorisme.”
Jenderal Austin “Scott” Miller, komandan pasukan AS di Afghanistan, masih berada di negara tersebut untuk mengawasi pasukan Amerika di sana, kata pejabat itu.
“Jenderal Miller masih memiliki semua kemampuan dan kewenangan untuk melindungi pasukan,” kata pejabat itu yang berbicara kepada VOA dengan syarat anonim.
Pengumuman tambahan dari AS mengenai Afghanistan diperkirakan tidak akan dikeluarkan pada akhir pekan ini, kata pejabat itu. Berbagai laporan media lainnya telah menyatakan penarikan dari Afghanistan mungkin dapat dituntaskan pada Hari Kemerdekaan Amerika, pada hari Minggu 4 Juli mendatang.
BACA JUGA: Taliban Bikin Cemas Jenderal ASJuru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, menyambut baik laporan mengenai pengumuman tersebut. “Kami menganggap penarikan ini sebagai sebuah langkah positif. Rakyat Afghanistan dapat semakin dekat ke stabilitas dan perdamaian dengan penarikan penuh pasukan asing,” katanya kepada VOA. Ia menambahkan bahwa penarikan itu juga bermanfaat bagi pemerintah AS dan Afghanistan. Berbagai media sosial yang pro-Taliban merayakannya begitu laporan bahwa militer AS mengosongkan Bagram muncul pada Jumat pagi, seraya menyebutnya sebagai kemenangan kelompok pemberontak itu.
Tamim Asey, direktur eksekutif Institute of War and Peace Studies yang berbasis di Kabul, mengatakan, lapangan udara Bagram telah menjadi titik keluar dan masuk bagi pasukan Soviet dan Amerika.
“Sebagai pangkalan dan lapangan udara strategis, ini melambangkan semua yang berlangsung benar maupun keliru dalam intervensi Amerika di Afghanistan,” kata Asey kepada VOA. “Kehebatan dan komandonya pada saat puncaknya pernah melambangkan dominasi Amerika di negara ini dan sekarang kamp-kampnya yang kosong dengan peralatan yang tidak dapat dioperasikan atau dirawat Afghanistan karena terlalu mahal, melambangkan pengabaian dan kekalahan,” lanjutnya.
BACA JUGA: AS akan Pertahankan 650 Tentara di Afghanistan Usai PenarikanMiller mengatakan kepada wartawan di Kabul pada hari Selasa bahwa situasi keamanan “sekarang ini tidak baik” dan memperingatkan Taliban agar tidak berusaha mengambil alih negara itu secara paksa. “Pengambilalihan militer bukan keinginan siapapun, khususnya rakyat Afghanistan,” kata Miller.
Sejak 1 Mei, sewaktu penarikan dimulai, Taliban telah melipatgandakan jumlah distrik yang dikuasainya, kata Foundation for Defense of Democracies’ Long War Journal. Taliban telah menguasai lebih dari 80 distrik selama dua bulan terakhir, sehingga seluruhnya ada 157 distrik yang dikuasai Taliban.
Bradley Bowman, pakar pertahanan yang juga veteran perang Afghanistan, mengatakan, ia memperkirakan perolehan Taliban akan “benar-benar meningkat” begitu penarikan tuntas. [uh/ab]