Amerika menyerukan agar Presiden Suriah Bashar al-Assad segera mundur, menyusul dugaan pembunuhan seorang pemimpin oposisi.
Sebuah pernyataan Gedung Putih mengutuk keras pembunuhan hari Jumat terhadap Tammo Mashaal, juru bicara Partai Masa Depan Kurdi dan anggota koalisi oposisi Suriah yang baru dibentuk. Aktivis mengatakan kawanan pria bersenjata bertopeng membunuh Mashaal di rumahnya di kota Qamishli, Suriah utara.
Gedung Putih memperingatkan Assad harus mundur sekarang "sebelum membawa negaranya lebih jauh ke jalan yang sangat berbahaya ini."
Pernyataan itu juga mengatakan serangan itu menunjukkan upaya rejim Suriah terbaru untuk mematikan oposisi damai di Suriah, di mana ribuan pengunjuk rasa telah berdemonstrasi menuntut pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad.
Pemimpin oposisi itu adalah di antara delapan orang yang tterbunuh hari Jumat di Suriah, yang diduga dilakukan oleh pasukan keamanan.
Sebelumnya, Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan Assad perlu melaksanakan reformasi atau mengundurkan diri. Tetapi dia menambahkan bahwa Rusia menentang upaya asing untuk mendesak Assad turun dari kekuasaan.
Hari Jumat, pasukan keamanan Suriah menewaskan setidaknya delapan orang di Suriah, di mana ribuan demonstran menuntut Presiden Bashar al-Assad mundur. Para aktivis mengatakan sebagian besar korban tewas terjadi di dekat Damaskus dan kota Homs, Suriah tengah.
Menurut mereka, korban termasuk Mashaal Tammo, jurubicara Kurdish Future Party dan anggota koalisi oposisi Suriah yang baru dibentuk. Ditambahkan, kawanan bertopeng dan bersenjata menyerbu rumahnya di kota Qamishli, menewaskan Tammo dan melukai putranya. Aktivis mengatakan tokoh terkemuka oposisi lain, mantan anggota DPR Riad Seif, digebuki di luar masjid di Damaskus (7/10).
Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Victoria Nuland menanggapi dengan menilainya ‘peningkatan taktik yang jelas rejim itu’.