Amerika berusaha tidak membesarkan harapan bahwa pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina akan segera dimulai kembali.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan hari Kamis (18/7), bahwa meskipun ada sejumlah laporan media mengenai hal itu, saat ini tidak ada rencana mengumumkan bahwa perundingan kembali berlanjut.
Pernyataan Amerika itu datang selagi Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumpulkan para pimpinan senior Palestina di Ramallah untuk membahas usulan terbaru dari Menlu Amerika John Kerry. John Kerry menyampaikan beberapa rincian rencana untuk memulai kembali perundingan itu, perundingan terakhir gagal pada tahun 2010, meskipun ia mengatakan kedua belah pihak telah berhasil mempersempit perbedaan mereka secara "sangat signifikan."
Namun, Presiden Israel Shimon Peres menyatakan harapan hari Kamis bahwa proses perdamaian akan segera dilanjutkan.
“Kabar terakhir yang saya miliki adalah Menteri Kerry benar-benar membuat kemajuan nyata dan kemungkinan untuk saling mengerti telah meningkat. Dan hari ini, besok, hari berikut adalah sangat penting. Ini sangat efektif, dan saya yakin upaya Menlu Kerry telah membuahkan hasil dari kedua pihak yakni Palestina dan Israel,” papar Peres.
Kerry hari Rabu melakukan pertemuan di Amman Yordania dengan para pejabat dan perwakilan negara-negara Arab yang mendukung rencana perdamaian komprehensif. Setelah itu dalam konferensi pers, ia menghimbau Israel dan Palestina untuk tidak mengambil tindakan apapun yang dapat menghambat kemajuan pembicaraan mereka.
Kerry berbicara kepada wartawan bersama Menteri Luar Negeri Yordania Nasser Judeh tetapi menolak untuk menyampaikan banyak rincian terkait kesepakatan yang diusulkan untuk melanjutkan pembicaraan itu.
Ia mengatakan rencana tersebut bertujuan untuk menunjukkan manfaat-manfaat dari perdamaian, dan khususnya dampak dari beberapa proposal terhadap ekonomi di Palestina. Ia mengatakan program yang dianggap sebagai bagian dari rencana itu bertujuan untuk "mengurangi tingkat pengangguran dari 21 persen menjadi 8 persen," dan dalam tiga tahun "menggandakan PDB (Produk Domestik Bruto) di semua wilayah Palestina."
Kerry menghidupkan rencana kembali perundingan Israel-Palestina sebagai salah satu prioritas utama sejak menjadi Menteri Luar Negeri Amerika awal tahun ini. Dalam konferensi pers hari Rabu, ia mengatakan kebanyakan dari para menteri negara-negara Liga Arab mengatakan kepadanya "masalah utama ketidakstabilan di wilayah ini dan di kebanyakan wilayah lain di dunia adalah karena konflik Palestina-Israel."
Pernyataan Amerika itu datang selagi Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumpulkan para pimpinan senior Palestina di Ramallah untuk membahas usulan terbaru dari Menlu Amerika John Kerry. John Kerry menyampaikan beberapa rincian rencana untuk memulai kembali perundingan itu, perundingan terakhir gagal pada tahun 2010, meskipun ia mengatakan kedua belah pihak telah berhasil mempersempit perbedaan mereka secara "sangat signifikan."
Namun, Presiden Israel Shimon Peres menyatakan harapan hari Kamis bahwa proses perdamaian akan segera dilanjutkan.
“Kabar terakhir yang saya miliki adalah Menteri Kerry benar-benar membuat kemajuan nyata dan kemungkinan untuk saling mengerti telah meningkat. Dan hari ini, besok, hari berikut adalah sangat penting. Ini sangat efektif, dan saya yakin upaya Menlu Kerry telah membuahkan hasil dari kedua pihak yakni Palestina dan Israel,” papar Peres.
Kerry hari Rabu melakukan pertemuan di Amman Yordania dengan para pejabat dan perwakilan negara-negara Arab yang mendukung rencana perdamaian komprehensif. Setelah itu dalam konferensi pers, ia menghimbau Israel dan Palestina untuk tidak mengambil tindakan apapun yang dapat menghambat kemajuan pembicaraan mereka.
Kerry berbicara kepada wartawan bersama Menteri Luar Negeri Yordania Nasser Judeh tetapi menolak untuk menyampaikan banyak rincian terkait kesepakatan yang diusulkan untuk melanjutkan pembicaraan itu.
Ia mengatakan rencana tersebut bertujuan untuk menunjukkan manfaat-manfaat dari perdamaian, dan khususnya dampak dari beberapa proposal terhadap ekonomi di Palestina. Ia mengatakan program yang dianggap sebagai bagian dari rencana itu bertujuan untuk "mengurangi tingkat pengangguran dari 21 persen menjadi 8 persen," dan dalam tiga tahun "menggandakan PDB (Produk Domestik Bruto) di semua wilayah Palestina."
Kerry menghidupkan rencana kembali perundingan Israel-Palestina sebagai salah satu prioritas utama sejak menjadi Menteri Luar Negeri Amerika awal tahun ini. Dalam konferensi pers hari Rabu, ia mengatakan kebanyakan dari para menteri negara-negara Liga Arab mengatakan kepadanya "masalah utama ketidakstabilan di wilayah ini dan di kebanyakan wilayah lain di dunia adalah karena konflik Palestina-Israel."