AS Tak Ingin Eskalasi Perang Dagang dengan China

Larry Kudlow, Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS

Gedung Putih mengisyaratkan tidak akan meningkatkan perang dagang dengan China, setelah pemerintahan Presiden Donald Trump mengambil tindakan yang umumnya simbolis dengan menyatakan China sebagai manipulator mata uang.

Kepada wartawan hari Selasa (6/8), Larry Kudlow, direktur Dewan Ekonomi Nasional, mengatakan, "Pintu terbuka untuk negosiasi tambahan. Kami merencanakan tim China datang ke sini bulan depan" ujar Kudlow, setelah putaran terakhir pembicaraan pekan lalu di Shanghai tidak mencapai terobosan."

BACA JUGA: Yuan Melemah, Trump Tuduh China Manipulasi Mata Uang

Jika ada kesepakatan atau kemajuan, menurut penasihat ekonomi presiden itu, Trump mungkin mempertimbangkan ulang beberapa tindakan yang diambilnya, seperti membatalkan kenaikan tarif terhadap produk-produk China.

Kudlow juga memperingatkan, tindakan hukuman tambahan bagi China mungkin diambil presiden jika tidak dicapai kemajuan. "Presiden membela ekonomi Amerika," Kudlow menekankan.

Sebelumnya hari itu, Trump menulis di Twitter, menjanjikan perlindungan lebih lanjut bagi sektor pertanian, setelah China membatasi pembelian hasil produk pertanian.

Trump mengarahkan miliaran dolar bantuan pemerintah Amerika kepada petani untuk menutupi kehilangan pendapatan mereka. Ia menghadapi pemilihan ulang pada tahun 2020, dan negara-negara bagian penghasil pertanian selama ini adalah pendukung Trump.

Ketegangan perdagangan Trans-Pasifik, sementara itu, mengguncang pasar global pekan ini.

Kudlow mengakui perdagangan resah, dan menjelaskan bahwa "hal seperti ini silih berganti."

Perang dagang selama berbulan-bulan antara Amerika dan China, dua ekonomi terbesar di dunia, memburuk pekan lalu ketika Trump mengumumkan tarif tambahan 10 % terhadap ekspor China ke Amerika senilai 300 miliar dolar mulai 1 September, selain tarif yang sebelumnya telah diberlakukan.

China menanggapi dengan mengakhiri semua pembelian baru produk pertanian dari Amerika dan membiarkan mata uang negara itu, yang dikendali dengan ketat, merosot, memberi para eksportir keunggulan kompetitif di pasar dunia.

BACA JUGA: Pasar Asia Turun Tajam di Tengah Eskalasi Perang Dagang AS-China

Langkah itu mendorong Departemen Keuangan Amerika secara resmi menyatakan China sebagai manipulator mata uang.

Pejabat-pejabat China hari Selasa menggambarkan pernyataan Amerika soal manipulasi sebagai kesengajaan guna menghancurkan tatanan internasional.

Bank sentral China mengatakan nilai tukar yuan "digerakkan dan ditentukan oleh kekuatan pasar," dan nilai tukar tidak digunakan sebagai alat untuk menangani sengketa perdagangan. (ka/jm)